Lihat ke Halaman Asli

Kebijakan Pemerintah Indonesia terhadap Cacar Monyet

Diperbarui: 17 September 2024   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mengumumkan 88 kasus cacar monyet hingga Sabtu, 17 Agustus, 2024. Kasus cacar monyet tersebar di DKI Jakarta (59 kasus), Jawa Barat (13 kasus), Banten (9 kasus), Jawa Timur (3 kasus), Daerah Istimewa Yogyakarta (3 kasus), dan Kepulauan Riau (1 kasus). Penyebaran kasus cacar monyet yang terdeteksi di berbagai wilayah Indonesia semakin menekankan pentingnya pemahaman tentang penyakit ini.  

Cacar monyet disebabkan oleh virus Orthopoxvirus dan menyebar lewat kontak fisik dengan hewan atau manusia yang membawa virus cacar monyet. Cacar monyet memiliki dua jenis Clade. Clade I berasal dari Afrika Tengah dan bersifat lebih ganas dibandingkan Clade II. Subclade 1a ditularkan melalui beberapa cara penularan dan memiliki case fatality rate (CFR) lebih tinggi. Subclade 1b memiliki tingkat CFR 11% dan ditularkan melalui kontak seksual. Clade II berasal dari Afrika Barat dengan subclade Ia dan IIb dan menyebabkan penyakit yang lebih ringan dengan tingkat CFR 3,6%. Menurut Dr. Prasetyadi Mawardi, SpKK(K) dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), varian Mpox Clade I belum terdeteksi di Indonesia. Sejak 2022, varian yang ditemukan di Indonesia adalah varian Clade II.

Sebagai langkah antisipasi, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan masyarakat. Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencegah, mengawasi, dan mengendalikan penyebaran cacar monyet. Kebijakan yang dirancang oleh pemerintah bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Cacar monyet adalah penyakit yang mudah menular dan bisa meluas jika tidak dikendalikan. Dengan mendukung kebijakan dari pemerintah, kita berkontribusi pada pengendalian wabah. Menjaga agar wabah terkendali, mengurangi dampak negatif terhadap kehidupan sosial, sehingga kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan normal.  

Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Kemenkes menyiapkan 4.450 dosis vaksin untuk 2.225 orang, masing-masing menerima dua dosis. Kominfo mengatakan bahwa vaksin merupakan salah satu metode pencegahan infeksi yang paling efektif karena kemampuannya memberikan perlindungan yang spesifik terhadap penyakit tertentu. Mengutip World Health Organization (WHO), "Vaksinasi tidak hanya melindungi diri Anda, tetapi juga melindungi orang-orang di masyarakat yang tidak bisa divaksinasi. Jika bisa di vaksinasi, pastikan Anda di vaksinasi."

Vaksin bekerja dengan melatih sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan patogen seperti virus atau bakteri. Saat vaksin masuk ke dalam tubuh, vaksin tersebut memperkenalkan antigen dari patogen. Tubuh yang telah divaksin kemudian membentuk antibodi khusus untuk melawan antigen ini. Jika tubuh terpapar oleh organisme yang menyebabkan penyakit itu, sistem kekebalan akan mengingat patogen tersebut dan segera melawannya.  

Selain vaksinasi, Kemenkes juga menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat pemeriksaan terhadap individu yang diduga terinfeksi. Dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada hari Minggu, Pelaksana Tugas Dirjen P2P Kemenkes, Yudhi Pramono, mengatakan bahwa belasan laboratorium tersebut terbagi dalam beberapa regional dan tersebar di sejumlah kota besar. Laboratorium-laboratorium ini memungkinkan deteksi dan penanganan cacar monyet yang lebih cepat. Semakin cepat diagnosis dilakukan, semakin cepat langkah-langkah pencegahan dapat diambil. Dengan laboratorium yang tersebar, akses masyarakat untuk pemeriksaan menjadi lebih seimbang, mengurangi risiko penyebaran dan mencegah keterlambatan penanganan.

Sangat penting bagi kita warga Indonesia untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran cacar monyet, salah satunya dengan mendukung program vaksinasi. Apabila merasakan gejala-gejala cacar monyet, segeralah melakukan pemeriksaan ke laboratorium yang telah tersedia di beberapa daerah. Jangan sampai cacar monyet menghambat segala hal yang ingin kita capai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline