Lihat ke Halaman Asli

Leni Nurindah

Guru-IRT-Penulis-Pebisnis Online

Barakah Al-Qur'an itu Nyata

Diperbarui: 3 Oktober 2021   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: ponpesma.unisla.ac.id

Berbicara tentang Al-Qur'an. Aku rasa setiap orang memiliki pengalaman masing-masing dengan kalam Allah yang selalu dijaga itu. Akupun merasakannya sendiri. Ada sesuatu yang tidak bisa dinalar dengan akal kita sendiri, begitulah yang dinamakan barokah.

Al-Qur'an itu fleksibel seperti air. Jika ia masuk ke ilmu, maka ilmunya akan memberi manfaat untuk dirinya dan sesamanya. Jika masuk ke harta, maka kita akan dicukupi oleh Allah. Jika masuk ke umur, kita akan diberi banyak kesempatan untuk berbuat baik, sedangkan kalau masuk ke kehidupan, kita akan dihujani banyak keberuntungan. Salah satu yang tak pernah kusangka-sangka ialah aku bisa meraih gelar sarjana pendidikan di kampus ternama di negeri ini, yaitu Universitas Negeri Surabaya.

Aku yang kudet ini, awalnya tidak ada bayangan kuliah sama sekali. Aku hanya anak dari seorang ayah yang bermata pencaharian sebagai pencari burung pipit dan emak seorang buruh cuci gosok. Aku sadar diri, untuk makan dan mencukupi kebutuhan sehari-hari saja serba sulit. Apalagi untuk biaya masuk ke Universitas, jelas nol (0).

Aku daftar kuliah melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) atau disebut Jalur Prestasi tanpa sepengetahuan kedua orangtuaku. Awalnya, aku pesimis pasti tidak diterima. Bagaimana mau diterima? Sedang posisi kala itu orangtuaku tidak merestuiku kuliah.  Inginnya aku bekerja saja selepas Aliyah. Alhasil namaku lolos sebagai calon mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Surabaya, yang artinya aku diterima kuliah disana.

Ada rasa haru bahagia tapi disisi lain aku juga tidak tahu harus bagaimana. Perasaanku campur aduk. "Meski di terima, tetap saja aku tidak bisa berangkat ke Surabaya." Pikirku.

Orangtuaku tidak punya uang sama sekali. Apalagi aku. Tidak tahu harus bergantung pada siapa?

Ingat pesan guruku, "Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus. Dekati Allah dengan istiqomah membaca Al-Qur'an. Barakah Al-Qur'an senantiasa kita dapatkan, entah hari ini, esok atau dimasa yang akan datang."

Berbekal keyakinan itu, maka aku merayu-Nya. Bangun di sepertiga malam, memanjatkan do'a memohon keridhoan-Nya. Mengalamalkan beberapa surat Al-Qur'an seperti membaca Surat Yasin selepas sholat maghrib, membaca surat Al-Waqiah selepas sholat ashar, membaca surat Ar-Rahman selepas sholat dhuha dan membaca surat Al-Kahfi setiap malam jum'at. Surat-surat dalam Al-Qur'an yang dipercaya sebagai gerbang pembuka pintu rezeqi.

Ternyata pertolongan Allah itu sungguh nyata.

Pada suatu malam, ada salah satu dosen Unesa berkunjung ke rumahku. Beliau berkata bahwa aku diterima sebagai mahasiswa dengan beasiswa bidikmisi. Entah dengan jalan bagaimana, semua terasa dimudahkan hingga akhirnya aku bebas biaya gedung, bebas biaya pendidikan dan justru mendapat tunjangan biaya bidikmisi sebesar 600.000 setiap bulannya. Memang rejeki Allah tak pernah kita sangka jika kita selalu bertawakkal kepada-Nya.

Perjuanganku berlanjut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline