Lihat ke Halaman Asli

Leni Marlina _ FBS UNP Padang

Universitas Negeri Padang

Ketika Anak-anak Palestina Kehilangan Orangtua dan Guru

Diperbarui: 16 September 2024   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Puisi Leni Marlina "Ketika Anak-anak Palestina Kehilangan Orangtua dan Guru". Sumber Gambar: Starcom Indonesia's Painting Collection No.1

Ketika Anak-Anak Palestina Kehilangan Orangtuadan Guru

Oleh Leni Marlina

Di tengah reruntuhan yang merintih,
Kami duduk dalam kekosongan yang menusuk,
Orang tua kami telah pergi,
Tewas dalam dentuman yang mengoyak tanah Palestina.

Kami merindukan pelukan lembut mereka,
Suara mereka yang tenang di tengah ledakan yang mengguncang,
Kini hanya bayangan yang tersisa,
Di antara tembok-tembok yang runtuh dan tanah yang merah berlumur darah.

Guru tercinta, penyuluh jiwa dan hati kami,
Kini menghilang dalam kobaran api yang menelan,
Engkau selalu hadir dengan kasih sayang yang tulus,
Menyayangi dan memuliakan kami, murid-muridmu yang penuh harapan di Palestina.

Di ruang kelas yang dulu hangat oleh senyummu,
Kini debu-debu reruntuhan memenuhi tempat kami belajar,
Lantai yang dulu kami jejak penuh rasa semangat,
Kini berserak oleh puing dan pecahan kaca.

Di tenda-tenda pengungsian yang padat dan sunyi,
Kami mencari kedamaian di antara deru angin dan suasana yang dingin,
Langit Palestina yang selalu biru,
Kini dipenuhi asap kelam dan serpihan mimpi yang hancur.

Dari balik reruntuhan menara-menara yang pernah menjulang di Palestina,
Kami mengenang tatapan lembutmu yang selalu penuh kasih,
Kau ajarkan kami ilmu dengan sabar,
Sementara di luar, hujan peluru bagaikan badai kemarahan, menyanyikan lagu duka.

Namun, di balik duka yang membungkus malam,
Kami adalah cahaya yang tak pernah padam,
Anak-anak Palestina yang berdiri teguh di tengah badai,
Dengan tekad baja, kami melawan kepungan penderitaan.

Dalam malam yang pekat, di mana bintang-bintang tersembunyi,
Kami duduk di tenda-tenda yang suram,
Dengan tubuh yang terluka dan jiwa yang rapuh,
Di antara puing-puing yang menyisakan luka dan cacat di tubuh kami yang tak bersalah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline