Menjaga Bara di Bumi Merdeka
Oleh Leni Marlina
Di bawah pelukan langit biru Nusantara,
Kemerdekaan adalah angin yang bebas berhembus,
Meniupkan nafas pada tanah yang subur,
Yang dulu basah oleh darah para pahlawan.
Gunung-gunung menjulang, menjadi saksi bisu,
Akan api perjuangan yang tak pernah padam,
Sungai-sungai mengalirkan kisah tentang harapan,
Membawa arus kebebasan hingga ke samudra.
Kita adalah akar-akar yang menghujam bumi,
Menjaga batang bangsa dari badai yang menerjang,
Dari penjajah nyata yang berwajah baru,
Hingga bayangan kelam di ranah maya yang mengancam.
Merdeka bukan sekadar kata yang terukir di batu,
Ia adalah bara di dalam dada yang harus terus dipupuk,
Dari serangan siber yang tak terlihat,
Kita berdiri seperti benteng, teguh dan perkasa.
Di setiap klik, di setiap layar, ada ancaman yang mengintai,
Penjajahan tak lagi berbaju baja,
Ia menyusup bagai kabut tipis di antara aliran data,
Namun kita adalah matahari yang tak bisa ditutupi.
Lautan biru Indonesia berbicara,
Menyuruh kita untuk tak pernah lengah,
Dan hutan-hutan yang hijau, berbisik dengan daun-daunnya,
Mengingatkan kita pada janji yang harus ditepati.
Dengan tekad yang berkobar seperti api abadi,
Kita adalah penjaga gerbang kemerdekaan,
Mengusir setiap bayang-bayang yang mencoba mencuri,
Nilai luhur yang diwariskan oleh tangan-tangan penuh luka.
Dalam dunia nyata atau maya, kita berdiri,
Seperti gunung yang tak tergoyahkan oleh badai,
Menjaga bara kemerdekaan, agar tetap menyala,
Menerangi setiap sudut negeri dari gelapnya penjajahan.
Padang, Sumbar, 2024