Di Balik Kawat Duri
Oleh: Leni Marlina*
Aku adalah anak Gaza,
Terperangkap di balik kawat duri,
Dengan mata yang menatap langit muram,
Dan jiwa yang tak pernah tunduk.
Kawat duri berdiri pongah,
Melingkari tubuhku yang renta,
Namun jiwaku adalah angin,
Membelah duri dengan kebebasan.
Dalam gelap penjara ini,
Keberanian bersinar bagai bintang,
Menuntunku melewati malam kelam,
Menjauhkan ketakutan yang membayangi.
Pikiran bebas adalah sayapku,
Membawa jauh dari rintangan,
Mereka yang tak punya nurani mencoba membungkam suaraku,
Namun aku tetap bernyanyi dalam hening.
Setiap hari, aku melihat burung,
Bertengger di atas kawat berduri,
Mengajarkanku bahwa batasan hanya bayangan,
Yang bisa kuatasi dengan keteguhan hati.
Keberanian adalah api dalam dadaku,
Membakar segala rasa takut,
Dengan tekad sekuat baja,
Kawat duri takkan membuat tekad ku mati.
Aku adalah angin yang berhembus,
Menembus dinding-dinding penjara ini,
Menyampaikan pesan kebebasan,
Kepada dunia yang masih arif di sana.
Aku rentangkan sayap harapan,
Terbang melampaui batasan penjara ini,
Aku takkan biarkan kawat duri mengurung jiwa,
Pikiranku kuat dan keberanian tak terbatas.
Di balik kawat duri,
Aku anak Gaza adalah cahaya yang tak pernah padam,
Terus menyala, menyuarakan kebenaran,
Menciptakan dunia yang lebih adil dan bebas.
Dengan pikiran yang kuat,
Aku menembus batasan malam,
Menuju cakrawala kebebasan.