Lihat ke Halaman Asli

[100Puisi] Pak Tua dan Istrinya

Diperbarui: 17 Februari 2016   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mendung malam itu

Larut sudah hari yang ditelan kegelapan

Namun cahaya kota masih menampakan kesombongannya

Kerlip lampu-lampu pertokoan masih menjajakan kehidupannya

Manusia-manusia sepertinya masih enggan melupakan dunianya dan kembali keperaduannya

 

Disudut remang dari lampu jalanan

Pak Tua mengiba menengadahkan tangannya

istrinya tergeletak tak berdaya di sampingnya

kami belum makan tuan...

Sisihkanlah hartamu yang jadi hak kami serunya...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline