Bismillah,
Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri adalah hari yang dinanti bagi umat Muslim yang telah menjalankan shaum selama bulan Ramadan. Memang dalam Islam, hanya 2 hari raya yang membolehkan kita merayakannya, sebagai bagian dari Syiar Islam, yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Selain itu, tidak ada hari raya atau perayaan besar lainnya.
Tak heran, untuk menyambut momen spesial ini, biasanya ada tradisi yang dilakukan di masing-masing keluarga. Dari mulai tradisi membelikan baju baru, menyiapkan hidangan menu khas Lebaran hingga menyiapkan pecahan uang kecil untuk diberikan pada anak, keponakan dan handai tolan.
Memang, Lebaran tahun ini disarankan untuk tidak mudik atau pulang kampung dahulu, tapi tradisi setiap keluarga, bisa tetap juga dilakukan, untuk melepaskan kerinduan selama belum bisa bersua dengan keluarga di kampung halaman.
Ibu saya dulu, selalu membuat minimal 3 kue khas Lebaran. Entah ada tamu atau kami, anak-anaknya yang dari luar kota-lah yang menjadi tamu dan menghabiskan kue bikinan Ibu yang sudah disuguhkan rapih di dalam toples yang diletakkan di ruang tamu.
3 Kue Lebaran Khas Keluarga Kami :
Nastar
Pasti banyak fans kue nastar ini, karena identik hanya ada di saat Lebaran. Bikinnya lumayan melelahkan, karena terdiri dari bahan isian dan adonan kue untuk membungkusnya. Isian nanas di dalamnya, membuat orang yang menikmatinya tidak akan bosan, karena perpaduan rasa kue kering dan rasa sedikit kecut dari nanas. Bolak balik minum demi mengudap nastar, siapa takut?
Kaastengels (kastengel)
Ingat zaman Ibu membuat kue kering khas Lebaran ini di dapur rumah. Dari pagi, Ibu menyiapkan adonan yang terdiri dari mentega, tepung terigu, telur dan parutan keju yang melimpah. Hmm...jangan ditanya wanginya dapur ketika proses memanggang kue kastengel ini. Semerbak hingga keluar rumah.
Putri Salju
Naah...diantara ketiga kue yang saya sebutkan di atas, saya peling menikmati membuat kue Putri Salju ini. Karena selain mudah, juga cepat cara membuatnya. Hanya adonan yang sama seperti kue-kue sebelumnya, lalu diratakan dan dicetak menggunakan tutup botol sirup, seperempat lingkaran. Maka akan terbentuk bentuk bulan sabit yang cantik. Kemudia dipanggang dan setelah ditiriskan, langsung ditaburi gula halus yang pura-puranya adalah saljunya.
Saya paling sukaaa...ngemil putri salju, terutama di detik-detik terakhir penghabisan dalam toples.
Hayoo...siapa yang suka menjilati bagian gulanya?
Hahhaa...padahal langsung ambil gula halusnya di dapur, bisa-bisa aja siih...tapi kalau dipadukan dengan remahan putri salju di detik-detik terakhir tuh...rasanya makiiinn endoliitaa, bebh...
Itu tadi 3 kue khas Lebaran yang mesti ada di rumah keluarga kami. Dan Ibu tidak pernah mengubah bentuk klasik dari ketiga kue tersebut, seperti yang dijual di toko-toko kue. Katanya "Kue kering itu ya...begini bentuknya, jangan dimacem-macemin."
Hmmm....baiklah, Bu.