Lihat ke Halaman Asli

Streetfeeding, Connecting Happiness to The Others

Diperbarui: 8 Mei 2020   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pejuang Streetfeeding : Cara Sedekah Unik Para Pecinta Binatang

Bismillah,

Saya terinspirasi menuliskan mengenai streetfeeding karena baru-baru ini saya membaca buku Paw Stories yang ditulis oleh Veronica Gabriella. Buku terbitan PT Elex Media Komputindo ini sungguh menginspirasi saya melakukan hal-hal baik kepada binatang liar yang ada di sekitar kita. 

Kalau boleh flashback beberapa tahun silam, tepatnya ketika saya masih tinggal bersama orangtua, it means, saya belum menikah kala itu, kedua orangtua saya kerap mengusir setiap kucing yang ada di rumah. Bahkan saat mereka sedang tidak melakukan apapun, hanya sekedar leyeh-leyeh atau numpang lewat. Lalu, ketika menikah dengan suami, beliau seratus delapan puluh derajat jauh berbeda dengan didikan kedua orangtua saya yang super sebel sama kucing. Oh iya, alasan orangtua saya tidak suka sama kucing adalah karena kucing sering buang hajat sembarangan. Ibu punya taman yang cantik dengan kembang-kembang mahalnya seperti adenium, anthurium, dan kadaka. Semua tersusun rapih di dalam pot-pot dari yang besar hingga kecil. Saya pernah sekali usil, mengupas ujung daun salah satu tanaman Ibu menggunakan kuku. Ibu tidak marah, hanya karena beliau waktu itu belum tahu bahwa sayalah pelakunya. Ketika saya berkata jujur, Ibu jelas kecewa dengan perbuatan saya yang bak anak kecil.

Sejak saat itu, saya pun ikut sifat kedua orangtua saya, tentu. Kalau ada kucing lewat, cenderung mengusir atau menunjukkan ketidak senangan.

cute-kitten

Selain Ibu tidak suka dengan pup kucing yang suka sembarangan, juga kadang muntah dan pipis (menandai wilayah) seenak-enak mereka. Lha wong mereka binatang kaan...?!?

Ibu juga kerap bilang "Jangan deket-deket kucing, banyak kutunya..."

Praktis semua didikan itu melekat erat di benak saya, hingga setelah menikah dan rumah sendiri, pada suatu hari...ada kucing jatuh dari langit. Iya..dari langit-langit rumah, hehhee...bukan langit beneran yaa...

Kucing itu masih kucing kecil yang tak berdaya karena matanya saja belum terbuka sempurna. Dan karena mungkin kucing kecil itu merasa di lingkungan yang tidak aman, sehingga ia panik mengeong dengan kencangnya. Saat itu, jiwa peri-kehewanan saya mendadak muncul. Saya yang tadinya dididik untuk serba bersih dari kucing, seketika itu juga saya luluh dan mencoba merawat si bayi kucing. Bersama anak-anak saya yang ketika itu masih balita, kami berusaha memberikan makanan apa saja yang kami punya. Termasuk memberi susu. Tentu bukan susu kucing, mana tau saya kalau mau kedatangan "tamu mungil" ini. Jadi, saya beri susu bayi anak-anak saya.

Tentu ia menolak. Karena insecure dan sangat ketakutan...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline