Musim liburan Lebaran, akhir tahun, atau kenaikan kelas merupakan momen-momen yang kami pilih untuk berlibur ke luar kota. Tentu tidak ketiga musim tersebut. Tergantung kondisi kantong. Paling tidak minimal ada sekali dari ketiga musim itu kami pilih untuk berlibur ke luar kota. Banyak momen yang disukai anak-anak saat berlibur, salah satunya adalah menginap di hotel. Biasanya, sebelum berangkat, kami sebagai orang tua berdiskusi dengan anak-anak kriteria hotel yang mereka inginkan. Kemudian, kami cocokkan dengan budget yang ada.
Kriteria hotel yang anak-anak tentukan sebenarnya tidak terlalu muluk-muluk. Ada kolam renang dan bisa sarapan di hotel. Dua momen ini yang mereka suka saat di hotel. Renang di hotel biasa dilakukan pagi-pagi sebelum berangkat jalan-jalan. Setelah sarapan, anak-anak bersiap berenang. Karena anak-anak mau sarapan di hotel, kami menambah biaya untuk sarapan karena biasanya hotel hanya menyediakan sarapan untuk dua orang.
Beberapa kota yang pernah kami singgahi untuk berlibur bersama anak-anak adalah Bogor, Bandung, Cirebon, Purwokerto, Semarang, Tegal, Bandar Lampung, Jogjakarta, Solo, dan Madiun. Kereta api adalah sarana transportasi kami menuju tempat tujuan berlibur, kecuali Bandar Lampung. Naik kereta ini juga momen yang disukai anak-anak. Di kota-kota itulah, anak-anak menikmati berlibur di hotel. Minimal mereka bisa menikmati suasana kamar yang berbeda dengan di rumah. Karena kami tidak membawa kendaraan pribadi, saya memilih hotel di tengah kota atau tidak terlalu jauh dari tengah kota. Ini semata-mata untuk memudahkan saat memesan transportasi daring dan tidak terlalu jauh ke tempat-tempat tujuan.
Untuk masalah kasur, mereka tidak terlalu mempermasalahkan. Lagi-lagi itu tergantung budget dan promo hotel. Pernah kami pesan dua kamar yang terkoneksi. Kalau tidak salah itu waktu di hotel di Madiun, Solo, dan Bogor. Kalau hotelnya menyediakan extra bed, jelas kami pesan. Itu yang sering kami lakukan. Jika tidak ada extra bed dan kondisi budget tidak memungkinkan, kami tetap memesan satu kamar dengan kasur single sehingga muat tidur rame-rame. Jika tidak muat, saya tidur di sofa bed.
Ada satu hal yang tidak diperhatikan anak-anak, tetapi ini cukup menjadi perhatian saya: televisi. Yap, nonton tv di hotel sepertinya hanya menjadi perhatian saya di keluarga. Menonton siaran langsung sepak bola atau film di tv masih menjadi pilihan bagi saya saat bersantai di kamar. Ada satu momen saat Piala Dunia 2018, posisi kami sedang di Purwokerto. Saat siarang langsung, anak-anak dan istri sudah tidur. Saya menikmati nonton bola dari kamar hotel.
Menginap di hotel menjadi sensasi tersendiri bagi anak-anak. Menggotong tas bawaan, interaksi dengan staf hotel, bersantai di kamar, berenang, atau sarapan di restoran hotel, serta aktivitas lainnya membuat liburan semakin berkesan. Hotel tidak hanya tempat singgah untuk tidur, tetapi juga menjadi salah satu sumber cerita bagi anak-anak yang akan dikenang terus dalam batinnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H