Di dunia yang serba canggih saat ini, konsumen sangat aktif di media sosial. Berdasarkan data Indonesia, jumlah pengguna aktif social media di Indonesia sebanyak 167 juta pada januari 2023. Oleh karena itu, para brand juga diharuskan untuk meningkatkan image dan mengikuti tren modernisasi di dunia digital.
Untuk meningkatkan market yang lebih spesifik, influencer marketing atau sering disebut KOL (Key Opinion Leader) kian marak digunakan untuk mempromosikan sebuah brand atau produk terbaru.
Sederhananya, KOL adalah individu yang ide, konten, dan perkataannya dipandang sebagai pengaruh positif bagi banyak orang (netizen). Oleh karena itu, semua brand harus berhati-hati dalam memilih influencer untuk produknya.
Cara Memilih Key Opinion Leader (KOL) untuk Brand
Sebelum memilih KOL (Key Opinion Leader), brand perlu mengetahui cara memilih influencer atau KOL yang tepat. LEMON telah merangkum beberapa tips berikut ini:
1 . Kenali Audiens atau Konsumen Anda
Poin ini penting jika Anda mempertimbangkan untuk menggunakan Key Opinion Leader (KOL) untuk pertama kalinya, dengan mengetahui target konsumen yang akan Anda jangkau. Poin ini sangat penting untuk memudahkan Anda memilih Key Opinion Leader mana yang paling tepat dan cocok untuk produk Anda.
2. Followers/Pengikut
Berapa banyaknya followers yang dimiliki oleh influencer atau Key Opinion Leader pilihan Anda memiliki dampak besar pada pemasaran produk. Semakin banyak followers yang dimiliki, semakin mudah mengestimasi berapa banyak audiens atau konsumen yang akan melihat postingan tersebut. Namun, Anda juga perlu waspada terhadap fake followers yang sedang marak digunakan untuk mendongkrak dan meningkatkan followers. Jelas influencer dengan pengikut palsu tidak baik untuk memasarkan produk atau brand Anda.
3. Engagement
Pemasar perlu mengetahui seberapa terlibat audiens dengan postingan seorang Key opinion Leader (KOL). Bagaimanapun, Key Opinion Leader ini nantinya menjadi penghubung antara brand kepada followersnya. Singkatnya, engagement rate adalah metrik untuk mengukur interaksi audiens terhadap konten-konten yang telah di posting.
Menurut LEMON, cara mengetahui engagement rate bisa melalui beberapa indikator perhitungan. Mulai dari berapa lama audiens membaca konten, membagikan, menyukai, berkomentar, melakukan tindakan sesuai perintah (Call to Action), dan lain sebagainya. Seorang influencer yang baik, kontennya akan selalu ramai karena dilibatkan oleh pengikutnya.
4. Relevansi Brand
Seorang marketer harus memiliki Key Opinion Leader yang tepat dan mana yang paling cocok dalam bergerak di bidang yang sama. Mereka perlu mengetahui fokus konten KOL yang mereka tangani. Ini memastikan bahwa setiap konten yang Anda berikan kepada KOL akan diterima dengan baik oleh para followers dari influencer tersebut.