Mendahulukan guru/orang tua
1)* ORANGTUA DAN GURU SELALU BERPERAN DALAM DIRI KITA TIDAK BISA TERLEPAS ANTARA SATU DAN YANG LAINNYA
Syaikh Rasyidi dalam Syarah Sittin Masalah-nya Syekh Ramli pada dua larik berikut ini yang menyebut perbandingan keutamaan guru dibandingkan orang tua.
"Dia (guru)-lah pembimbing rohani # rohani adalah mutiara
Dia (orang tua)-lah pembimbing jasmani # jasmani layaknya cangkang kerang."
Syaikh Ibrahim Al-Baijuri mengatakan bahwa upaya menjelaskan atau meluruskan masalah meskipun dari anak terhadap orang tua merupakan tindakan terpuji menurut syariat. Kalau pun meminjam istilah durhaka terhadap orang tua, maka tindakan anak terhadap kedua orang tuanya ini merupakan "durhaka terpuji."
"Adapun bila itu bersifat mengungkapkan yang hak dan menyatakan kebatilan, yaitu menjelaskan hakikat yang hak dan menjelaskan kebatilan sesuatu yang batil, maka itu terpuji menurut syariat, sekali pun itu dilakukan oleh anak terhadap kedua orang tuanya, maka itu terbilang 'durhaka' yang terpuji,"
(Lihat Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Syarah Tuhfatul Murid ala Jauharatut Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 124).
2)* HAK GURU LEBIH DIUTAMAKAN
Imam Muhammad Ibnu Muflih Al Hanbaliy rahimahullahu ta'ala menjelaskan dalam kitabnya Al-Adab asy-Syar'iyyah :