Perkembangan teknologi peperangan telah membawa tren baru kedalam peperangan laut, tren itu adalah Rudal Anti Kapal dengan Jangkauan dibalik Cakrawala ( Over The Horizon Anti Ship Missile). Seperti yang kita ketahui, dalam peperangan laut, ada faktor alam unik yaitu kelengkungan bumi dimana membatasi jarak pandang visual dan jarak pandang radar pada kisaran 20-40 KM saja, tergantung pada ketinggian radar dan ketinggian sasaran. Keadaan inilah yang memicu munculnya platform radar terbang seperti Heli dan pesawat terbang yang membawa radar maritim untuk menjadi mata dan penuntun bagi armada kapal kawan. Adanya radar terbang diikuti dengan Munculnya Rudal Anti Kapal yang mampu menghancurkan sasaran di balik cakrawala.
Ada beberapa mode yang bisa menuntun rudal anti kapal berkemampuan over the horizon sampai ke sasaran. Ada moda BOL (Bearing Only Launch), moda GPS, maupun moda mid course update. Moda BOL dan MODA GPS bisa juga disebut moda fire and forget dimana setelah mengisikan data arah dan jarak atau koordinat maka kapal peluncur tidak bisa mengubah arah pergerakan rudal setelahnya tanpa adanya datalink antara kapal dan rudal. Pada moda dengan mid course update, pergerakan rudal terus dimonitor oleh kapal peluncur serta jika ada perubahan sasaran bisa sewaktu-waktu dikomunikasikan ke rudal melalui datalink. Selain masalah datalink, yang patut diingat pula adalah penentuan lokasi sasaran, dengan keterbatasan jarak jangkauan radar kapal karena horizon bumi, maka ada beberapa solusi untuk memberikan input data sasaran ke rudal diantarnya: data intel lokal (nelayan,penyelam dsb), data foto satelit realtime, maupun radar maritim terbang (airborne maritime radar) seperti Heli/pesawat beradar maritim. Kedua metode yang disebutkan awal tentu saja hanya bisa memberikan informasi untuk moda BOL dan GPS, metode ketiga, jika tanpa dilengkapi datalink juga tidak bisa memberikan midcourse guidance ke rudal yang menuju sasaran. Disini maka pentingnya memiliki sistem datalink yang mampu mengintegrasikan sesama kapal permukaan maupun dengan heli/pesawat yang ada diudara.
Network Centric Warfare tentu menjadikan Datalink menjadi hal yang wajib dimiliki armada kapal perang, sayangnya sepengetahuan penulis di armada TNI AL sekarang datalink baru bisa dilakukan antar kapal SIGMA class yang dilengkapi LINK-Y Mk2 sehingga bisa melakukan pertukaran data antar kapal di area. LINK-Y Mk2 selain untuk berkomunikasi antar kapal, bisa juga untuk berkomunikasi dengan Heli/Pesawat yang dilengkapi LINK-Y versi airborne. Untuk diketahui LINK-Y adalah standar datalink yang diproduksi khusus untuk negara non NATO dimana negara NATO menggunakan LINK-11 atau LINK-22. Dengan adanya datalink antara Kapal dan Heli/Pesawat berradar maritim maka kemampuan ‘melihat’ kapal terhadap laut didepannya menjadi bertambah jauh menjadi ratusan kilometer sehingga “Battlefield Awareness” bisa meningkat jauh dan ancaman bisa diketahui sejak jauh. Hal ini bisa membuat kemampuan serang sasaran dibalik horizon yang dimiliki rudal anti kapal bisa maksimal karena kapal kawan bisa mengetahui musuh sedini mungkin dan bisa langsung menembak setelah sasaran masuk jangkauan efektif rudal anti kapal. Selain itu pergerakan sasaran dan rudal bisa dimonitor dan mid course update bisa dilakukan untuk mengganti sasaran/mengupdate posisi sasaran. Kini sedang berlangsung Tender Pengadaan Heli Anti Kapal Selam untuk TNI AL, di kelas heli medium, tidak jamak ditemui penyatuan fungsi AKS dengan fungsi over the horizon bagi armada kawan. Sehingga selain dilengkapi ASW Suite, heli AKS juga dilengkapi Radar maritim serta datalink agar pertukaran data bisa berlangsung dengan baik. Semoga hal ini bisa menjadi pertimbangan para pengambil kebijakan dalam memilih heli AKS yang paling cocok untuk TNI AL sehingga dapat berfungsi maksimal serta mampu berkomunikasi secara optimal dengan armada Kapal Perang yang ada sekarang.
Ada baiknya dalam prosesnya nanti senantiasa menggunakan konsep Don’t Throw Away but Integrate!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H