Lihat ke Halaman Asli

Helikopter sebagai Bagian yang Tidak Terpisahkan dari Armada Kapal Perang

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Helikopter Panther milik AL Perancis

Oleh:

Adi Wicaksono

Adrianus Prima

Realitas peperangan modern menuntut bahwa sebuah kapal perang (Kapal Republik Indonesia (KRI)- red) mampu untuk bertarung sendiri ditengah lautan menghadapi segala ancaman yang ada. Bila menilik kemampuan KRI kita maka ditengah segala keterbatasan yang ada, maka KRI kita cukup mampu menghadapi ancaman yang ada. Setiap KRI terutama Van Speijk Class dan Sigma Class memiliki radar yang mampu mendeteksi pergerakan kapal dalam radius tertentu, memiliki rudal SSM dari berbagai varian dan SAM untuk perlindungan udara jenis Mistral dengan segala kekurangannya.

Tapi KRI yang kita miliki sekarang memiliki kekurangan yang cukup fatal dalam peperangan modern, yaitu ketiadaan helicopter yang melekat secara permanen di setiap KRI. KRI hanya dilengkapi dengan helikopter NBO -150 untuk penugasan Internasional seperti ikut serta dalam UNIFIL di Lebanon dan misi pembebasan sandera di Somalia. Berikut kami paparkan pentingnya sebuah helikopter yang melekat pada sebuah KRI:

[caption id="" align="aligncenter" width="410" caption="Helikopter Panther milik AL Perancis"][/caption]

1.Misi Surveillance

Dengan radar yang dimiliki oleh sebuah KRI, maka dapat dideteksi pergerakan kapal diatas permukaan laut tetapi untuk melakukan pengecekan secara langsung harus diterbangkan helikopter untuk melakukan pengecekan. Hal ini dipraktekkan saat misi pembebasan sandera di Somalia, helikopter NBO-105 diterbangkan untuk melakukan pengecekan.

2. Over The Horizon Surveillance & Targeting

Sejak orang mengenal bahwa bumi bulat, maka jarak pandang manusia akan terbatas oleh kelengkungan bumi. Jarak maksimal yang bisa dilihat manusia secara mendatar inilah yang disebut jarak horizon. Horizon membuat manusia tidak bisa melihat benda dibalik lengkung bumi atau dibawah horizon. Seperti mata manusia, radar kapal permukaan juga harus mengikuti hukum fisis sehingga jangkauannya berkisar pada jarak horizon juga.

Kenyataan terbatasnya daya pandang radar untuk target dibalik horizon membuat kapal perang mempunyai keterbatasan dalam melihat target/lawan dibalik horizon, baik yang berupa kapal, pesawat/heli yang terbang rendah, maupun sea skimming missile. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, armada kapal permukaan harus mengandalkan bantuan alutsista lain seperti heli/pesawat ber-radar maritim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline