Closing Ceremony, Sebagai Tonggak Berkibarnya Prestasi Literasi.
Sekiranya sudah menjadi tradisi, bahwa di setiap akhir pembelajaran kelas Belajar Menulis PGRI yang Pandegani oleh Om Jay, Dr. Wijaya kusumah M.Pd., selalu mengadakan acara Closing Ceremony. Closing Ceremony jika ditranslate adalah upacara penutupan. Maka sudah tepat jika diakhir pembelajaran.diadakan acara closing Ceremony.
Tadi malam. kelas Belajar Menulis PGRI yang mengadakan Closing Ceremony adalah gelombang 27. Setelah mengikuti pembelajaran / kegiatan materi selama 30 kali pertemuan yang diadakan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat. Pertemuan yang diadakan pada malam hari, tentunya tidak mengganggu aktifitas keseharian yang sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab setiap peserta. Apalagi kegiatannya diadakan lewat grup WhatsApp, yang sangat familier, sehingga memudahkan akses bagi para peserta.
Berbagai kemudahan lain yakni, dari 30 kali pertemuan, , peserta hanya diwajibkan minimal membuat resume 20 kali pertemuan saja. dan mengirimkan hasil resume lewat link yang telah disediakan oleh SEKJEN belajar menulis yaitu mas Brian Prasetyawan, Di sini saya menyebut beliau dengan sebutan mas agar tidak keliru dengan sebutan OM jay, sang Founder BM. Pengiriman resume, juga bisa diatur sefleksibel mungkin oleh para peserta, Jadi tidak harus setiap selesai pertemuan langsung mengirimkannya resume,.Walaupun idealnya setiap pertemuan selesai , langsung saja mengirimkan resumenya, agar tumbuh kedisiplinan dalam diri, juga sebagai bentuk tanggung jawab sebagai peserta.
Persyaratan kelulusan dari kelas Belajar Menulis ini, selain menulis dan mengirimkan resume minimal 20 resume, juga wajib menerbitkan buku solo. Penerbitan buku solo ini, mengingat pengajuan ISBN sedan selektif sekali, maka menggunakan nomor QR CBN juga diperbolehkan.
Degan melihat persentase kelulusan setiap gelombangnya yang tidak seimbang dengan peserta aktif, apalagi jika diprosentasekan dengan jumlah anggota grup WA nya, hal ini sangat kecil sekali prosentasenya. Namun demikian, menurut Om Jay, hal tersebut bukan masalah. Semua harus disyukuri saja, walaupun yang lulus hanya satu orang saja, dan mendapatkan sertifikat dari PB. PGRI.
Mengingat kegiatan menulis memang butuh ketelatenan dan kedisiplinan diri untuk menulis di sela - sela kesibukannya, bukan menunggu waktu senggan baru menulis. Hal ini sejalan dengan mantra ajaib Om Jay yaitu : Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang akan terjadi.. Maka mari kita luangkan waktu untuk menulis walau hanya sedikit. Semoga dari yang sedikit ini, membawa kebiasaan baik dan membuahkan hasil literasi yang bermanfaat.
Dengan adanya Closing Ceremony, mengatakan bahwa peserta telah menyelesaikan pembelajarannya dan telah mengantongi berbagai ilmu kepenulisan dan ilmu seputar literasi pada umumnya. Ilmu yang didapat dari para Narasumber hebat, tentu bisa dijadikan bekal untuk melangkah jauh ke depan.
Sebagai awal untuk mengibarkan karya setelah sekian lama digodok dalam kawah candradimukanya Belajar Menulis, banyak celah yang bisa diambil dan dimanfaatkan oleh para lulusan BM ini. tidak hanya para lulusan BM gelombang 27 yang baru selesai, Namun bagi lulusan BM - BM sebelumnya, juga sangat terbuka lebar,. Tinggal bagaimana cara kita bisa mengambil celah - celah tersebut untuk melesatkan karya dalam dunia literasi.
Apalagi sebagian besar peserta BM adalah seorang pendidik, tentu sangatlah bermanfaat untuk bekal memajukan kegiatan literasi pada siswa siswinya. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan peduli pada kemajuan pengalaman siswa dalam berliterasi. Sehingga siswa dan siswi kita dapat berliterasi dengan cerdas, bermanfaat untuk masa depannya, dalam kehidupan bermasyarakat.
Harapan selanjutnya, ajang closing ceremony ini jangan hanya euforia belaka tanpa makna. Ambillah hikmah yang terdalam dari selesai dan lulusnya dari BM ini. Bawalah nama baik BM ini di setiap ruang dan waktu, di mana kita menginjakkan kaki, dan di sana kita menggoreskan tinta emas menggunakan tangan - tangan yang terkendali. Sambutan - sambutan dan testimoni - testimoni pada acara closing ceremony , bisa dijadikan penguatan - penguatan, bahwa lulusan BM adalah pecinta literasi sesungguhnya, Tanpa embel - embel tujuan lain yang terselip, yang pada akhirnya akan menghadirkan penulis tanpa makna.