Per hari ini (30 September 2020) wordldometer mencatat bahwa kasus virus corona dunia sudah mencapai 33,838,566 kasus positif, 1,012,589 meninggal dan 25,143,927 sembuh. Tiga tertinggi dunia adalah USA di posisi pertama dengan kasus positif 7,406,146, kedua India dengan 6,223,519 kasus positif, dan ketiga Brazil, dengan kasus positif sebanyak 4,780,317. Setelah 2 kasus positif pertama di bulan Maret 2020, saat ini Indonesia berada di nomor 23 dunia, dengan angka positif 287,008, meninggal 10,740 kasus dan sembuh 214,947.
Belajar dari Negara Lain
Dari 215 negara yang melaporkan diri mengalami kasus corona, per 30 September 2020, China sebagai negara pertama terinfeksi Covid-19 pada Januari 2020 sudah berada di nomor 44 dunia, tanpa kasus kematian lagi.
Negara tetangga kita, Malaysia, berada di nomor 95 dunia (sangat jauh dari Indonesia yang berada di nomor 23 dunia). Malaysia sudah melakukan lockdown sejak Maret 2020, melakukan pelonggaran, lalu lockdown lagi pada Mei -- Juni.
Kasusnya naik lagi setelah melakukan pelonggaran pada Agustus, sehingga pada September mengalami kenaikan grafik lagi. Namun dari sisi kematian, pada 30 September Malaysia nol angka kematian baru.
Belajar dari China, Malaysia dan negara lain yang berhasil menurunkan grafik hingga nol kematian setelah enam bulan pandemi dan berangsur-angsur memulihkan diri, dapat dicatat tiga hal :
Pertama, kebijakan yang sifatnya menyeluruh.
Jika pemimpin Indonesia menilai bahwa menjaga jarak antarmanusia adalah kebijakan yang paling tepat, mestinya kebijakan ini (konsisten) diikuti dengan upaya tegas mendisiplinkan warga untuk menjaga jarak dan menghindari terjadinya kerumunan orang.
Pemerintah telah mengambil kebijakan menunda penyelenggaraan ibadah haji tahun 2020 karena pandemi virus corona. Kebijakan pelaksanaan pendidikan (sekolah dan kuliah) juga dilakukan dari rumah secara daring untuk mencegah kerumunan dan klaster baru penyebaran Covid-19.
Konsisten dengan kebijakan tersebut, mestinya pemerintah juga bisa menunda penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di tengah keraguan akan munculnya klaster baru penyebaran Covid-19, sekaligus mendengarkan seruan yang disampaikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kemudian juga diserukan oleh Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).
Kebijakan lain adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di DKI Jakarta misalnya, secara konseptual kita (public) bahkan belum memiliki persepsi yang sama.