Lihat ke Halaman Asli

Jokowi, Seorang Intelijen Jenius

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut Wikipedia, Intelijen(bahasa Inggris:intelligence) adalahinformasiyang dihargai atas ketepatan waktu dan relevansinya, bukan detail dan keakuratannya, berbeda dengan "data", yang berupa informasi yangakurat, atau "fakta" yang merupakan informasi yang telahdiverifikasi. Intelijen kadang disebut "data aktif" atau "intelijen aktif", informasi ini biasanya mengenairencana,keputusan, dan kegiatan suatu pihak, yang penting untuk ditindak-lanjuti atau dianggap berharga dari sudut pandang organisasi pengumpul intelijen. Padadinas intelijendan dinas terkait lainnya, intelijen merupakan data aktif, ditambah dengan proses dan hasil dari pengumpulan dan analisis data tersebut, yang terbentuk oleh jaringan yang kohesif. Kata intelijen juga sering digunakan untuk menyebut pelaku pengumpul informasi ini, baik sebuah dinas intelijen maupun seorang agen. Keterangan selengkapnya ada di http://id.wikipedia.org/wiki/Intelijen

Jokowi, sejak tampil menuju Jakarta 1, dikebiri oleh berbagai survey yang memojokannya. Survey itu dilakukan oleh berbagai lembaga amatir dan berpengalaman. Survey juga dilakukan oleh beberapa stasiun televisi.

Jokowi tetap optimis dalam berbagai kesempatan untuk menanggapi hasil-hasil survey itu. Sikap optimisme itu terekam misalnya di  http://www.investor.co.id/cosmopolitan/jokowi-optimis-tanggapi-hasil-survei-manapun/39700

Optimisme Jokowi tentu tidak terlepas dari citra yang melekat pada dirinya sebagai wali kota yang sangat dekat dengan rakyat dan antikorupsi. Arogansi kepala daerah dan korupsi yang menyanderanya di daerah secara tak langsung menyeret Foke, yang petahana. Apalagi, Nara, sang wakil dari Partai Demokrat, yang terbelit oleh kader-kadernya yang korup.

Pada Selasa, 10 Juli 2012 sore, Jokowi menanggapi pertanyaan wartawan soal apa yang terjadi esok harinya. ”Besok pagi pasti ada kejutan,” kata Jokowi, dengan tenang.

Saat Quick Count dimulai pukul 12.30 di Metrotv, banyak pengamat masih masih percaya pada hasil survey berbagai lembaga popuper ketika data yang masuk belum mencapai satu persen. Data yang muncul pertama kali di Metrotv untuk dua kandidat teratas adalah 25,3 untuk Foke Nara dan 45,6 untuk Jokowi-Ahok. Persentasi Jokowi Ahok tetap bergerak antara 40-45 persen, sementara Foke-Nara menaik amat lambat. Ketika data untuk Quick Count masuk mencapai 60 persen, barulah peneliti dari Indo Barometer dan dua narasumber lainnya menyadari adanya anomaly hasil survey selama ini soal popularitas para calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Hari ini, secara politis, tapi jenius, Jokowi tetap menghargai berbagai hasil survey itu, tetapi ia menanggapi dengan halus. “survei itu tidak mampu merekam cepatnya perkembangan situasi,” katanya dengan santun. Selengkapnya bisa baca di http://metro.news.viva.co.id/news/read/334886-kata-jokowi-soal-melesetnya-survei-pilkada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline