Lihat ke Halaman Asli

Lelining Tias

Mahasiswa

Belajar Gembira Bersama Kampus Mengajar Angkatan 2

Diperbarui: 6 November 2022   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dokpri

Dokpri

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia menghadirkan wajah baru dewasa ini, yang mana dimunculkannya program-program yang mendukung kegiatan mahasiswa dan bermanfaat bagi masyarakat. Program Kampus Merdeka diantaranya Magang Bersertifikat, Studi Independen, Pertukaran mahasiswa, IISMA, Bangkit dan lKampus Mengajar.

Program Kampus Mengajar memiliki dampak yang baik bagi para calon guru yakni bagi mahasiswa yang berkuliah di ranah Pendidikan. Kegiatan Kampus Mengajar Angkatan 2 ini dilaksanakan selama kurang lebih lima bulan dari bulan Februari hingga Desember 2021.

Mendapat kesempatan terjun ke dunia Pendidikan secara langsung bertemu anak anak untuk mengajar menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi saya. Segala pengalaman dan realita dunia Pendidikan saya rasakan secara utuh selama kurang lebih lima bulan pada jenjang sekolah dasar. Mendapati Sekolah Dasar SD Swasta Cipaera yang berlokasi di Jl. Cipaera Selatan No. 145/33, Kec. Lengkong sekolah yang berada di Bandung Kota, tepatnya pinggiran kota Bandung, cukup mengejutkanyang mana sekolah di tepi kota tetapi terletak di gang sempit.

Mendapati sekolah di pinggiran kota yang tak memiliki lapangan membuat hati saya terenyuh dan merenung, dipinggir kota saja begini bagaimana di pedalaman?. Keadaan fasilitas yang terbatas menyebabkan Peserta didik tidak perna merasakan belajar dilapangan sekolah. Memiliki ruangan cukup terbatas hanya ada 6 ruangan sudah termasuk ruangan guru dan ruangan belajar mengajar, menyebabkan siswa harus bergantian kesekolah menggunakan system shift pagi dan siang.

Pandemi menjadi tantangan yang cukup sulit bagi Bapak Ibu guru di SDS Cipaera, Peserta didik yang rata rata memiliki latar belakang orang tua ekonomi menengah kebawah menyebabkan tidak semua Peserta didik bisa melakukan pembelajaran Blended secara online dan luring sehingga tidak semua Peserta didik  bisa mengikuti pemebaljaran selama pandemic diakrenakan factor tidak memiliki perangkat pembelajaran yang memadai.

Melihat situasi dan kondiis tersebut saya dan rekan rekan mahasiswa yakni Almanda Nursyahidah, Shasa Stania Meirza, M. Lukmanul Hakim, Rifa Ashyahidatul, Syarifatul Hidayah membuat beberapa program yang mendukung kegiatan pembelajaran selama pandemic. Adapun program yang kami susun dan laksanakan adalah tiga bagian yakni Mengajar diantaranya (Mendampingi guru pamong dalam mengajar, Edukasi hidup sehat di masa pandemic, Merdeka Membaca, Hai Donik (Pengenalan Hidroponik), One Day With us, Mak,Ding) bagian kedua yakni Adaptasi Teknologi, Adaptasi teknologi disaat pandemi sangat dibutuhkan, terkhusus instansi pendidikan. Saya dan teman teman mahasiswa kampus mengajar merencanakan kegiatan sosialisasi adaptasi teknologi untuk modernisasi dalam kegiatan pembelajaran. Saya dan tim berencana memperkenalkan aplikasi yang dapat membantu kegiatan pembelajaran agar dapat berjalan lebih efisien. Saya dan tim dalam program adaptasi teknologi memperkenalkan Sosialisasi Aplikasi Pembelajaran Online 11, Gait Buk! Dan Membuat Blog Sekolah. Selain itu dalam kegiatan membantu administrasi sekolah saya dan tim berencana untuk selalu koordinasi dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan SDS Cipaera.

Program Kampus Mengajar Angkatan 2 ini kiranya menjadi suatu torehan sejarah yang tercatat untuk kedua kalinya bahwa adanya program pemerintah yang menggerakan ribuan mahasiswa untuk turun ke sekolah-sekolah dengan tujuan dan makna yang mendedikasikan segala upaya ke arah lebih positif. Dimana ribuan sekolah dibantu dengan segala macam upaya yang ditorehkan dalam cakupan nasional. Sungguh program ini seperti tak mungkin terlaksana dengan berbagai kondisi dan situasi yang terjadi. Covid-19 menjadi hal yang berbenturan dengan segala macam kegiatan yang lumrahnya direncanakan dalam beberapa program yang dicanangkan mahasiswa, akan tetapi semua hal itu terbantahkan, kami mampu.

Keterlibatan mahasiswa dalam menorehkan segala upaya baik dalam penguatan pembelajaran, bantuan administrasi, dan lainnya di masa pandemi ini melalui program Kampus Mengajar memberikan berbagai dampak positif. Melalui rancangan kreatifitas mahasiswa di seluruh penjuru negeri, mahasiswa berperan memberikan kontribusi pemecahan masalah atas apa yang menjadi keresahan mayoritas yang dihadapi dalam dunia pendidikan akibat dari dampak pandemi COVID-19.

Pelaksanaan program Kampus Mengajar ini sedikit banyak memberikan kesan pada penulis bahwa ternyata teori tak selamanya sealur dengan lapangan yang kita hadapi. Tetapi, bekal pengetahuannya itu pasti. Akan banyak suatu dinamika yang terjadi di luar bayang-bayang idealisme kondisi yang serba mudah. Dari sanalah, penulis belajar bahwa segala bentuk hal yang tak terduga bisa saja terjadi, perlu banyak rencana dan langkah preventif yang disiapkan. Contohnya pada SD yang kami tempati, SDS Cipaera memiliki banyak kondisi unik yang tak terduga.

Perlu banyak kajian dan perbaikan yang menjadi gerakan konsentrasi masif untuk kami putuskan menjadi rencana program. Kondisi paling lumrah diterima ketika adanya ketidak optimalan pelaksanaan pembelajaran dalam menghadapi Covid-19. Masih terdapat Peserta didik yang belum mengenal abjad, tidak bisa membaca dan berhitung, rendahnya antusiasme serta semangat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, kompetensi guru yang belum optimal dalam memanfaatkan teknologi, dan pula terdapat berbagai faktor eksternal yang menjadi tombak ketidakmaksimalan hal-hal tersebut. Kami merumuskan beberapa hal yang dimaksimalkan untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Beberapa program kami canangkan untuk mendorong keberhasilan yang dipungkiri terjadinya kekurangan. Penempatan kami di SDS Cipaera pun menjadi pionir dari mahasiswa Kampus Mengajar. Respon dari kepala sekolah dan para guru sangat positif dalam mendukung hal-hal yang kami rencanakan. Fasilitas yang terdapat di sekolah tersebut memanglah tidak maksimal, tetapi banyak hal yang menjadikan kami lebih belajar menghadapi situasi yang belum pernah ditemukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline