Lihat ke Halaman Asli

Audit Siklus Penjualan dan Penagihan

Diperbarui: 10 April 2016   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN

1. AKUN-AKUN DAN KELOMPOK-KELOMPOK TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
Tujuan dalam audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan SAK. Terdapat lima kelompok transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan: penjualan baik secara tunai maupun kredit, penerimaan kas, retur penjualan dan pengurangan harga, penghapusan piutang tak tertagih, dan estimasi beban piutang tak tertagih.


2. FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN SERTA DOKUMEN DAN CATATAN YANG TERKAIT
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan-keputusan dan proses-proses yang diperlukan untuk memindahkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah barang dan jasa tersebut tersedia untuk dijual. Jenis-jenis fungsi bisnis:
a.Pemrosesan pesanan pelanggan: secara hukum, permintaan pesanan pelanggan merupakan penawaran untuk membeli barang dalam kondisi tertentu yang disepakati. Dokumen dalam pemrosesan pesanan pelanggan yaitu permintaan pelanggan dan pesanan penjualan.
b.Pemberian kredit: sebelum barang dikirim, orang yang memiliki otorisasi yang sah harus menyetujui permohonan kredit dari seorang pelanggan.
c.Pengiriman barang: sebuah dokumen pengiriman barang disiapkan pada saat pengirima yang dapat dilakukan secara otomatis oleh computer berdasarkan pada informasi pesanan pesanan pelanggan dan disiapkan dokumen pengiriman untuk memulai pengiriman barang.
d.Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan: penagihan dengan jumlah yang tepat bergantung pada tagihan pada pelanggan untuk jumlah yang dikirim pada harga yang disahkan. Dokumen-dokumen dalam penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan: faktur penjualan, arsip transaksi penjualan, jurnal atau daftar penjualan, arsip utama akun piutang dagang, neraca saldo akun piutang, dan laporan penagihan bulanan.
e.Memproses dan mencatat penerimaan kas: termasuk penerimaan, penyetoran, dan pencatatan kas. Dokumen-dokumen pendukung dalam kegiatan ini antara lain slip pembayaran, daftar awal penerimaan kas, arsip transaksi penerimaan kas, dan jurnal atau daftar penerimaan kas.
f.Pemrosesan pencatatan retur penjualan dan pengurangan harga: dokumen yang digunakan dalam proses ini adalah memo kredit serta jurnal retur penjualan dan pengurangan harga.
g.Menghapus piutang tak tertagih: setelah menyimpulkan bahwa suatu jumlah tidak dapat ditagih maka perusahaan harus menghapuskannya dan penghapusan itu dapat ditandai dalam formulir otorisasi piutang tak tertagih.
h.Beban piutang tak tertagih: prinsip akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban piutan tak tertagih sejumlah nilai tagihan yang diperkirakan tidak dapat ditagih.


3. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI PENJUALAN
a.Memahami pengendalian internal—penjualan: auditor mempelajari bagan arus klien, menyusun kuesioner, dan pengujian penelusuran.
b.Mengukur resiko pengendalian yang direncanakan—penjualan meliputi: pemisahan tugas yang tepat, otorisasi yang tepat, dokumen dan catatan yang memadai, dokumen yang telah diberi nomor terlebih dahulu, laporan tagihan bulanan, dan prosedur verifikasi internal.
c.Menentukan keluasan pengujian pengendalian.
d.Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan.
e.Merancang pengujian substantive transaksi penjualan dapat dilakukan ketika kondisi penjualan yang dicatat benar-benar terjadi, penjualan yang dicatat adalah untuk barang yang tidak pernah dikirimkan ke pelanggan, penjualan dicatat lebih dari sekali, pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif, transaksi penjualan yang ada telah dicatat, arah pengujian, penjualan telah dicatat dengan akurat, transaksi penjualan telah dimasukkan pada arsip utama dan telah diikhtisarkan dengan benar, penjualan yang dicatat telah diklasifikasikan dengan benar, penjualan dicatat pada tanggal yang benar.


4. MERANCANG DAN MENJALANKAN SUSUNAN PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT
Pengubahan dari suatu susunan rancangan program audit pada susunan pelaksanaan program audit, prosedurnya harus digabungkan. Hal ini bertujuan untuk: menghilangkan duplikasi prosedur, meyakinkan pada saat sebuah dokumen tertentu diperiksa semua prosedur telah dilaksanakan, dan memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur seefektif mungkin.


5. RETUR PENJUALAN DAN PENGURANGAN HARGA
Auditor biasanya menekankan pengujian pengendalian yang membongkar setiap pencurian kas dari penagihan piutang dagang yang ditutupi oleh retur penjualan dan pengurangan harga yang fiktif.


6. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI PENERIMAAN KAS
Auditor harus mengikuti proses: menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit, merancang pengujian pengendalian, dan merancang pengujian substantive transaksi. Langkah-langkah metodologi ini: menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat, menyiapkan pembuktian penerimaan kas, dan melakukan pengujian untuk mengungkap lapping dan dalam piutang dagang.


7. PENGUJIAN AUDIT UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG TAK TERTAGIH
Auditor mencegah kecurangan dengan melakukan otorisasi penghapusan piutang yang tepat oleh manajemen yang berwenang setelah penyelidikan secara menyeluruh atas alasan pelanggan yang tidak mampu membayar piutang.
8. PENGENDALIAN INTERNAL TAMBAHAN TERHADAP SALDO AKUN SERTA PENYAJIAN PENGUNGKAPAN
a.Penyusunan neraca saldo umur piutang dagang untuk dikaji ulang dan ditindaklanjuti.
b.Kebijakan penghapusan piutang.
9. DAMPAK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI
Dampak yang paling signifikan terletak pada konfirmasi piutang dagang.
10.IKHTISAR
Langkah-langkah metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive transaksi: memahami pengendalian internal, mengukur resiko pengendalian yang direncanakan, menentukan keluasan pengujian pengendalian, dan merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive.
SUMBER: Elder, Beasley, Arens, Jusuf, 2011, Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia), 2 jilid, Salemba 4: Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline