Kami ingin pensiun dari Pekerja Seks Komersial (PSK) di Karang Dempel(KD), kalau ada modal usaha, untuk merintis usaha sendiri. Demikian pengakuan sejumlah, PSK di Lokalisasi Karang Dempel, (KD) Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang. Bertahannya sejumlah PSK, hingga memasuki usia kepala lima di Lokalisasi Karag Dempel, karena tidak ada pilihan lain yang ditunjang dengan modal usaha.
Dalam Percakapan dengan, Ketua Koordinator Blok Bukit Indah, Misba, Ketua Koordinator Blok Gading, Sandra dan beberapa PSK Karang Dempel (KD) beberapa waktu lalu diakui bahwa, Hidup sebagai PSK memang sulit dan apalagi kini pengahsilan sudah berkurang dari dulunya. Secara Administrasi empat Blok Lokalisasi KD, termasuk di Wilaya RT 10 RW 04 Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Minggu (24/9) petang, udara Kota Kupang, cerah tapi lumayan panas. Duduk dalam sebuah kios dan memegang pisau dan mangga sambil bercerita, tagannya mengupas mangga dan isinya berwana kuning sama persis dengan baju kaos yang dikenakan, ternyata Dia adalah, Koordinator Blok Bukit Indah Misbah. Disambangi dengan semangat dan ceria menceritakan keadaan terkini Karang Dempel yang kian sepi dari pengunjung. PSK Karang Dempel memiliki keinginan untuk berhenti sebagai PSK, untuk merintis usaha, tapi tidak memiliki modal. " Seandainnya pemerintah memperhatikan pastinya kami bersedia tinggalkan pekerjaan ini, karena sudah bosan mengeluti pekerjaan ini. Cape sudah lebih dari lima tahun hidup begini," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Misbah menguraikan total jumlah penghuni di empat blok Lokalisasi KD masing-masing, terdiri Blok Bukit Indah yang di Koordinirnya, sebanyak 47 Kamar, namun terisi hanya 42 Kamar, Blok Sederhana terdapat 45 Kamar terisi 33 kamar. Blok Gading 35 Kamar terisi 25 dan Blok Jitro sebanyak 55 Kamar terisi 45 kamar. Keberadaan pekerjaan ditiap blok tak menetap, karena ada yang saat liburan pulang kampung kemudian tidak kembali lagi, adapula yang pergi liburan sementara saja, kemudian langsung pulang." Total sekarang 145 orang.
Penghuninya ada yang datang dan adapula yang pergi dna tidak kembali lagi. Artinya ada penghuni yang datang dalam kurung waktu 3-6 bulan pulang. Ada adapula dalam waktu satu tahun baru pulang kampung, kemudian tidak balik lagi. Ada yang pulang kerja disini dan memilih menetap. Bagi yang pulang kampung kemudian tidak kembali kerja kamarnya akan diisi pendatang baru,"katanya.
Pendapatan Berkurang Akibat Pitrad
Kondisi KD sekarang tak seramai dulu lagi, Lanjut Misbah, karena kota kupang kini banyak prostistus terselebung ditengah Kota Kupang yang berkendok Pitrad dan SPA." Lokalisasi disini sudah sepi dari pengunjung sejak maraknya Protistusi terselubung di Kota Kupang, seperti Pitrad dan SPA," ujar perempuan berumur lebih daru 50 Tahun itu.
Dulunya dalam seminggu Pengujung mencapai puluhan orang dan penghasilan para pekerja mencapai jutaan, Kata Dia, namun sekarang sudah sangat sepi yakni dalam seminggu tak sampai 10 orang meskipun malam minggu dan hari minggu maupun hari libur lainnya." Sekarang mba-maba mengeluh, pengunjung sepi, sehingga untuk membayar kamar seminggu saja sulit,"kata perempuan asal Lombok NTB ini.
Dia mengaku banyak pelanggan yang dulu selalu bertamu ditiap malam minggu maupun hari minggu dan hari libur lainnya kini sudah tidak bertamu lagi, kalaupun bertamu waktu sudah 3-6 bulan. Begitu ditanya katanya sudah sering ke Pitrad dan SPA, karena disana ada pekerja yang masih cewe-cewe. " Mereka yang datang dari berbagai latar belakang pekerjaa, PNS, Pegawai Swasta, Pelajar Mahasiswa, yang dulunya pelanggan ekonomi menengah keatas sudah jarang kesini, karena ke Pitrad dan SPA yang kedok pijit dan refleksi,"kata Perempuan yang sudah Puluhn tahun mendiami Lokalisasi itu.
Dia mengakui bahwa selain Pitrad dan SPA terdapat juga tempat karaoke yang menyediakan pekerja plus yang tak sebatas menemani pengujung untuk karaoeka tapi malah tersedia kamar di belakang tempat karaoke yang melayani plus." Beredar kabar kalau karaoke ada menyiapkan pelaynan plus yang mana ada cewe-cewe, sehingga parang penghujung tidak datang disini lagi, tapi memilih pelayanan plus padahal yang legal adalah di empat blok,"Katanya diaminkan Ketua Ketua Kelompok Kerja(Pokja) Kelurahan Alak, Vinsensius Sebu.
Koordinator Blok Gading Sandra mengungkapkan hal sama yakni banyak pekerjaa memiliki rencana untuk berhenti menekuni profesi tersebut, namun karena tidak tersedia pekerjaan, maka pilihannya tetap bertahan." Kawan-kawan ingin mengakhri pekerjaan ini, untuk kembali kejalan yang benar, namun karena tidak ada pilihan lain, sehingga tetap bertahan dalam kondisi ini," kata perempuan yang sudah 11 tahun menjalani pekerjaan ini.