Lihat ke Halaman Asli

Find Leilla

librarian

Sekali Dayung, Dua Pantai Terlampaui

Diperbarui: 7 Agustus 2021   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1428163007284922238

Kamis malam kemarin, 2 Maret 2015, saya beserta 3 orang teman bermaksud menikmati sunrise dan sunset di dua pantai di wilayah Banyuwangi dan Jember, Pantai Pulau Merah dan Papuma. Berangkat dari Surabaya tepat pukul 20.00 malam, kendaraan yang kami tumpangi memasuki wilayah alas Kumitir, Banyuwangi, tepat pukul 01.00 dini hari. Di dinginnya malam, malam mobil yang kami tumpangi harus menepi karena letih yang tak tertahan. Udara sedemikian menusuk kulit. Di gelapnya malam saya berusaha mencari tau posisi dimana kami berhenti. Tak banyak informasi yang diberi GPS kecuali menunjuk bahwa kami berhenti di kerimbunan hutan Jalan Raya Banyuwangi KM 39. Terakhir saat dalam perjalanan pulang, baru kami sadari bahwa kami tertidur selama kurang lebih 2 jam, persis di jalanan setelah Rest Area Gumitir. Tertahan lama, bayangan menikmati sunrise di Pulau Merah berakhir sudah.

 

Pantai Pulau Merah 

 

Pukul 03.00, perjalanan kami lanjutkan kembali menuju Pulau Merah. Mendekati lokasi wisata, kami melihat deretan pohon buah naga di sepanjang rumah penduduk. Saat berhenti dan menawar buah yang dijajakan di sepanjang jalan perkampungan menuju pantai, pedagang menawarkan harga yang cukup tinggi, Rp 10000 per kilo. Mahal benar, sedang satu buah naga merah saja beratnya bisa 1 kiloan lebih.

[caption id="attachment_359115" align="aligncenter" width="300" caption="Menuju Pantai Pulau Merah, Banyuwangi (dok.pri)"][/caption]

Beberapa kali menepi, tepat pukul 07.00, kendaraan yang kami tumpangi tiba di area pantai yang memiliki ciri khas sebuah pulau berbentuk seperti pudding terbalik yang cantik seperti ini :


[caption id="attachment_359110" align="aligncenter" width="300" caption="Pantai Pulau Merah, Banyuwangi (dok.pri)"]

14281627782115886536

[/caption] [caption id="attachment_359144" align="aligncenter" width="300" caption="spot terbaik, bukit kecil Pantai Pulau Merah, Banyuwangi (dok.pri)"][/caption]

Bukit kecil nan hijau di seberang pantai ini bisa dikunjungi dengan berjalan kaki saat air surut. Orang bilang saat surut, warna tanah dan bebatuan di sekitar pantai berwarna kemerahan. Itulah sebabnya pulau ini disebut sebagai Pulau Merah.

Meski waktu masih menunjuk pukul 7 pagi, namun matahari sudah sedemikian terik di area Pantai Pulau Merah. Tak banyak pengunjung terlihat di jam itu. Persis di dekat lokasi bukit hijau kecil yang begitu menarik, dua orang turis ditemani seorang guide lokal menikmati teriknya matahari pagi. Ombak tak terlalu besar, papan seluncur yang ada di kiri kanan mereka tergolek tak terpakai. 


[caption id="attachment_359122" align="aligncenter" width="300" caption="sepi, 3 Maret 2015, Pantai Pulau Merah, Banyuwangi (dok.pri)"]

1428163591264418972

[/caption] [caption id="attachment_359114" align="aligncenter" width="300" caption="ombak kecil, Pantai Pulau Merah, Banyuwangi (dok.pri)"]

14281628981676295224

[/caption]

Setelah beberapa waktu menikmati pantai, perjalanan kami lanjutkan kembali. Saat bermaksud mencari jalan keluar, kami mendapati sebuah tempat ibadah warga beragama Hindhu di tempat itu, Pura Tawang Alun. 


[caption id="attachment_359120" align="aligncenter" width="300" caption="Pura Tawang Alun, Pantai Merah, Banyuwangi (dok.pri)"]

142816346366301025

[/caption]

Mengambil jalan menuju Pantai Papuma, Jember, sebelumnya kami mampir di sebuah depot pinggir jalan untuk sarapan pagi dan mencoba sajian khas iwak kali yang digoreng dengan tepung dan sangat gurih. Yuum. 

[caption id="attachment_359119" align="aligncenter" width="300" caption="maknyus, iwak kali, keluar area Pulau Merah Banyuwangi (dok.pri)"]

14281633442143630804

[/caption]

Gumitir Rest Area

 

[caption id="attachment_359136" align="aligncenter" width="300" caption="Rest Area Gumitir, Banyuwangi (dok.pri)"]

1428164708418558347

[/caption]

Menjelang pukul 10.00 pagi, mobil yang kami tumpangi berbelok ke Rest Area Gumitir. Selain menikmati jajanan di tempat itu, mata kami disejukkan dengan pemandangan sekitar yang mengagumkan. Dikelilingi perkebunan kopi, rest area yang dikelola oleh PTPN XII ini dilengkapi dengan berbagai sarana layaknya sebuah tempat wisata. Selain Cafe Rollaas yang menyediakan berbagai minuman kopi sebagai andalan, di sekitar lokasi juga terdapat arena bermain flying fox dan kereta wisata. Pengaruh ketinggian dan kontur jalan berbelok-belok sepanjang alas yang membuat kepala puyeng membuat saya tak bisa menikmati keindahan alam di lokasi sekitar, kecuali beberapa kali berpose di di bawah ikon rest area yang berupa kursi raksasa (kepala boleh pusing dan mabuk perjalanan, tapi narsis jalan terus). 

 

Pantai Papuma

 

Pukul 14.00 siang, kendaraan yang kami tumpangi memasuki wilayah Pantai Papuma, Jember. Rintik hujan yang  berakhir dengan hujan deras diikuti tiupan angin kencang menyambut kedatangan kami. Lagi-lagi pupus harapan kami untuk menyaksikan tenggelamnya matahari di tempat itu. 


[caption id="attachment_359124" align="aligncenter" width="300" caption="mendung, 3 Maret 2015, Pantai Papuma, Jember (dok.pri)"]

1428163702617973123

[/caption] [caption id="attachment_359137" align="aligncenter" width="300" caption="menepi, menghindari hujan, Pantai Papuma, Jember (dok.pri)"]

14281648741792040755

[/caption]

Setelah kurang lebih satu jam diguyur hujan, langit mulai terang. Bak bocah kecil yang kegirangan, kami langsung turun dan berjalan mengelilingi pantai. Dibanding Pantai Pulau Merah, siang itu Papuma sudah dibanjiri pengunjung. Tak satupun perahu membawa pengunjung berkeliling karena langit masih diliputi mendung. Hingga pukul 17.00, indahnya senja tak juga dapat kami nikmati. Sebelum hujan turun kembali, kami memutuskan untuk meninggalkan lokasi.


[caption id="attachment_359130" align="aligncenter" width="300" caption="sehabis hujan, Pantai Papuma, Jember (dok.pri)"]

14281640521099920637

[/caption] [caption id="attachment_359132" align="aligncenter" width="300" caption="setelah hujan berhenti, Pantai Papuma, Jember (dok.pri)"]

14281641201649096072

[/caption] [caption id="attachment_359128" align="aligncenter" width="300" caption="meninggalkan jejak, Pantai Papuma, Jember (dok.pri)"]

1428163926736761588

[/caption] [caption id="attachment_359134" align="aligncenter" width="300" caption="pulang, Pantai Papuma, Jember (dok.pri)"]

14281642312107559165

[/caption]

Meski letih, perjalanan kemarin benar-benar memuaskan rasa keingintahuan kami seputar dua kisah Pantai Pulau Merah dan Papuma. Bukan isapan jempol semata, ke-dua pantai tersebut ternyata memang sama-sama indah. Satu-satunya kekurangan seperti layaknya yang sering saya jumpai dimana-mana lokasi wisata adalah toilet yang kurang nyaman bentuknya. Seandainya saja layanan sepele namun sangat besar manfaatnya ini bisa ditata dengan lebih rapi dan bersih oleh pengelola lokasi, maka tak satupun keluhan yang keluar kecuali pujian. Harus banyak berbenah. 

 

Bagi yang kerajingan berburu matahari terbit dan tenggelam di wilayah pantai-pantai di pulau Jawa, masukkan jadwal kunjungan ke dua tempat ini dalam agenda wisata anda mulai sekarang. Meski kadang keinginan berjumpa matahari terbit dan tenggelam itu tak berjalan sesuai rencana, tapi kekecewaan akan lunas terbayar dengan keindahan pemandangan yang berhasil memanjakan mata. Sejauh mata memandang, yang ada hanya keindahan. Luar biasa hasil karya Tuhan. Sempurna.

 

[caption id="attachment_359139" align="aligncenter" width="300" caption="nggak nemu sunset, edit saja di hape sendiri (fendra.dok.pri)"]

14281649541573954744

[/caption]

Selamat berwisata.

Salam Kompasiana.

.

*semua gambar dari hape pribadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline