Lihat ke Halaman Asli

Find Leilla

librarian

Secuil dari Acara Kompasiana Nangkring Surabaya

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142755507276894302

[caption id="attachment_406087" align="alignnone" width="620" caption="Kompasiana Nangkring bareng Bank Indonesia di Surabaya (Dok. Kompasiana)"][/caption]

Pagi tadi bertempat di gedung pertemuan Bank Indonesia di Jalan Pahlawan, Surabaya, dilangsungkan acara Kompasiana Nangkring ngobrolin soal Jelajah Non Tunai bersama Bank Indonesia. Acara yang dikemas sebagai temu blogger ini menurut Mas Budi, perwakilan Bank Indonesia, diharapkan dapat menggugah para blogger khususnya Kompasianer untuk dapat mengangkat isu gerakan non tunai dalam tulisan-tulisan mereka. Oleh karena tak mudah merubah kultur masyarakat dari kebiasaan pembayaran tunai menjadi non tunai, maka sosialisasi gerakan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat yang diketahui di beberapa wilayah Indonesia masih sangat rendah.

Ada banyak alasan mengapa kelak di masa mendatang gerakan non tunai ini harus direalisasikan, diantaranya adalah mengurangi kerugian dari penerimaan uang palsu. Bisa dibayangkan jika bertransaksi tunai dengan nilai nominal diatas 1 juta, misalnya, bisa jadi diantara banyak rupiah itu terselip upal yang nantinya berimbas kerugian buat kita juga. Itu satu. Yang menarik, untuk saya yang masuk kategori emak-emak ‘endel,’ kadang sering tak mau menerima uang yang sudah kumal bentuknya. Belagak higienis (padahal alasan saya menolak menerima uang kumal adalah karena kondisi uang yang lecek dan jelek membuat dompet saya jadi nggak cantik dan bau). Halah. Nah, buat mereka yang suka males menerima uang jelek dan kumal macem saya, satu cara untuk bertransaksi adalah dengan jalan non tunai saja. Aman, elegan, dan bebas bau. Dan masih banyak lagi keuntungan dari bertransaksi non tunai.

[caption id="attachment_406086" align="aligncenter" width="300" caption="panggung diskusi Jelajah Non Tunai bersama Bank Indonesia (dok.pri)"]

142755504795671055

[/caption]

Dari segala kelebihan yang disampaikan mengenai pentingnya bertransaksi non tunai, kenyataan di lapangan seringkali tak sejalan. Bahwa tidak semua merchant memiliki alat E-DC, itu salah satunya. Akan sulit rasanya jika harus bertransaksi non-cash saat membeli nasi padang di pinggiran jalan. Keburu laper kalo harus nyari warung yang punya mesin E-DC untuk transaksi pembayaran. Selain itu karena fungsi kartu yang masih bersifat klasik seperti mata uang yang di-plastik-kan, maka agak riskan jika satu saat kartu ini terjatuh dan hilang. Sebab kartu memang tidak didesain seperti kartu ATM atau kartu kredit yang membutuhkan otorisasi pemilik lewat pin atau tandatangan.

Secara umum acara Jelajah Non Tunai siang tadi berlangsung menarik. Banyak informasi baru yang bisa saya dapatkan. Catat : informasi baru, bukan teman baru wkwkk. Satu-satunya yang mengenali saya saat pertama kali masuk dan mencari tempat duduk adalah Mbah Paito. Selebihnya saya nggak kenal. Hebat bener ini si mbah, padahal kami sama-sama belum pernah ketemu sebelumnya.

[caption id="attachment_357841" align="aligncenter" width="300" caption="berhitam-hitam, Mbah Paito (dok.pri)"]

14275527581010267407

[/caption]

[caption id="attachment_357842" align="aligncenter" width="300" caption="Mas Isjet, dan para pembicara dari Perwakilan Bank Indonesia, dan ASPI (dok.pri)"]

14275528161747071627

[/caption]

Memasuki sesi 2, belum lagi sempat berkenalan sama si ini si itu saya sudah cabut duluan. Harus meninggalkan lokasi karena mesti mengantar teman. Saat ditanya Kompasianer yang berhalangan hadir, ‘Mana foto nangkringnya?’ Saya jawab emang nggak sempet foto depan stage nangkring tadi (baca : malu sama umur). Tapi jangan kuatir, untuk mengobati rasa penasaran, berikut gambar penampakan saya nongkrong di Royal Plaza ahahaaa.

[caption id="attachment_357843" align="aligncenter" width="300" caption="Kompasianer Nongkrong wkwkwk (dok.pri)"]

1427552968127813646

[/caption]

Oh iya, satu catatan saya untuk Kompasiana, dalam laman berita soal Jelajah Non Tunai pertama kali saya baca disebutkan bahwa peserta akan menerima Community Card, kok saya gak dapet ya? Apa karena saya pulang duluan ya? Ealah, padahal dari awal pengen dapet kartu itu deh saya. Untuk kebaikan hati panitia yang memberi hadiah kaos sama sticker plus sekotak jajanan yang penuh isinya saya mengucapkan banyak terimakasih ya.

[caption id="attachment_357844" align="aligncenter" width="300" caption="lengkap bergizi (hadiah Kompasiana) (dok.pri)"]

1427553011995889115

[/caption]

Sering-sering nangkring dan nongkrong di Surabaya ya, min.

Salam Kompasiana.

.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline