Kehadiran media sosial dan platform daring telah mengubah lanskap informasi secara drastis. Tak disangsikan lagi, era digital membawa kemudahan akses informasi, namun di sisi lain, juga membuka pintu lebar bagi penyebaran hoaks. Fenomena ini semakin merajalela di masyarakat modern, mempengaruhi persepsi publik dan bahkan berdampak pada keputusan politik dan sosial. Maraknya hoaks disebabkan oleh beragam faktor. Pertama, kecepatan dan kemudahan dalam menyebarkan informasi di platform digital memicu penyebaran hoaks secara cepat dan masif. Selain itu, ketidakmampuan masyarakat untuk memverifikasi kebenaran informasi sebelum menyebarkannya turut memperkuat peredaran hoaks. Tak kalah penting adalah motif ekonomi dan politik di balik produksi dan penyebaran hoaks oleh pihak-pihak yang tertentu, yang menggunakan hoaks sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka.
Dalam menghadapi penyebaran hoaks, peran jurnalistik menjadi sangat krusial. Jurnalis memiliki tanggung jawab moral dan profesional untuk menyajikan informasi yang akurat dan terverifikasi kepada masyarakat. Mereka harus melakukan penelitian menyeluruh, verifikasi sumber, dan mengikuti kode etik jurnalistik untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan ke publik benar-benar valid. Selain itu, jurnalis juga memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mengidentifikasi hoaks dan mengajak mereka untuk lebih kritis terhadap informasi yang mereka terima. Mereka dapat menyusun materi edukatif, baik dalam bentuk artikel, video, maupun acara khusus, yang menjelaskan tentang bagaimana mengenali hoaks, termasuk melalui pengecekan fakta, verifikasi sumber, dan analisis konten. Jurnalis juga dapat mengadakan workshop, seminar, atau diskusi publik tentang hoaks dan literasi media.
Untuk mengatasi penyebaran hoaks, diperlukan upaya lintas sektor. Pertama, pendidikan mengenai literasi digital dan literasi media harus ditingkatkan, baik di tingkat pendidikan formal maupun informal. Pemerintah juga perlu mengimplementasikan regulasi yang ketat terhadap penyebaran hoaks, sambil tetap memperhatikan kebebasan berbicara. Selain itu, kolaborasi antara platform media sosial, lembaga pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil juga penting untuk memerangi hoaks secara efektif. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat menangkal gelombang hoaks dan memastikan bahwa informasi yang sampai kepada masyarakat adalah yang benar dan terpercaya
M.Rohmadi
Leila Nur Ika Wati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H