Lihat ke Halaman Asli

Lnura

Eccedentesiast.

Merepih

Diperbarui: 7 Oktober 2020   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh Leia Nura

"Duduklah," kutunjuk sisiku untuknya.

Dijatuhkannya dirinya dekat pada batang trembesi yang mulai jatuh satu-satu rintiknya.

Aku menatapnya dalam kelam. Rintik mulai tak bersahabat, menderas. Kuusap pipinya yang mulai basah, entah oleh rintik alam atau rintik dari hatinya.

"Mengapa dulu kamu pergi?" tanyanya

Kugenggam 10 jemarinya.

"Maafkan aku,"

"Mengapa?"

Aku tak kuasa berkata. Kurengkuh pundaknya. Kujatuhkan kepalanya pada bidangku, di bawah trembesi yang mulai ramai rintiknya. Bersama rintik hati milikku.

"Tahukah kamu, apa yang terjadi setelahnya?" tanyaku

Dia hanya terdiam. Tetap menyembunyikan kepalanya pada dadaku.

"Aku rindu," kataku. Pelukan itu semakin kupererat disertai tangisan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline