Lihat ke Halaman Asli

Keinginan Membaca

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ketika hujan mengguyur deras, seorang Ibu tua terjatuh bersama cucunya di jalan beraspal. Darah mengucur dari keningnya. Pasti sudah, rasa iba, disadari atau bukan, membalut diri. Menolong. Berlaku pada siapa saja, tidak memandang umur, agama, suku, atau bangsa. Semua manusia ‘dibekali’. Kalau hal itu hilang, ya silahkan menyeberang ke kelompok binatang.

Sebagai manusia yang berasal dari diri yang satu, ciptaan Allah SWT, manusia mempunyai banyak kesamaan dasar. Pengetahuan dan pengalaman, tepatnya pengembangan pengetahuan dan pengeksploitasian pengalamanlah yang membedakan manusia yang satu dengan yang lain. Manusia sama pada hakikatnya, berbeda pada penampilannya.

Perhatikan. Manusia mempunyai rasa ingin tahu. Ahli bersepakat tentang hal tersebut.Bahkan, ilmu berkembang sebagai akibat atas rasa ingin tahu tersebut. Dalam lompatan ‘membaca’ keinginan, tidak salah kiranya, manusia ingin mengeluarkan ketahuannya. Sangkaan tersebut saya tanyakan kepada beberapa orang. Yaps, mereka ingin, ingin menulis, ‘mengeluarkan’ pengetahuan. Begitu simpulan simplistisnya. Saya ‘membaca’ hal tersebut.

Mampu ‘membaca’ orang disajikan sebagai introduksi. Sebab, kemampuan ‘membaca’ orang lain itu penting nantinya dalam ‘pemasaran’ tulisan. Coba kalau apa yang saya tulis Sampeyan tidak perlu, tidak mendapatkan apa-apa, memang mau membaca? Ngakkan? Menulis bukan (hanya) memenuhi kebutuhan diri, tetapi terlebih, kebutuhan pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline