Pada suatu hari hiduplah satu kluarga yang tinggal di pinggir danau. Dia adalah kluarga kecil disebuah desa gambir dan keluarga tersebut memiliki julukan kluarga Loso Sugondho. Loso sugondho adalah nama seorang dalang dari daerah terpencil itu.
Pak Loso Sugondho terkenal dengan julukan gembluk, sosok lelaki tua yang masih terbalut kental oleh adat kejawen yang masih mengikuti tradisi nenek moyang di daerah tersebut. Pak loso sugondho ini memiliki tiga orang istri dimana yang dua istri meninggalkan beliau. Dari pernikahan istri ke dua pak loso sugondho dikaruniai satu anak laki-laki yang bernama satiran Sughanda.
Suatu ketika pak Loso Sugondho menikah lagi dengan istri ketiganya dan dikaruniai empat anak yakni Edi sugondho, bayu sugondho, kilat Sughondo, dan melati sugondho. Ketika Pak Loso Sugondho duduk di depan teras rumah tiba-tiba Bayu anak ketiganya menghampirinya dengan tatapan agak takut.
"pak"
"iyo le, ada apa kok menghadap bapak", memandang wajah bayu dengan tegas
"ini pak, kan ini anak-anak bapak sudah dewasa semua. Apakah tidak ada niatan untuk menikahkan kami pak"
"kamu mau menikah?", dengan melihat bayu dengan tatapan serius
"iya pak" ,ucap Bayu dengan membungkuk kearah bawah tanpa berani memandang mata ayahnya
"ada angin apa gerangan minta kawin le"
"saya merasa sudah siap untuk meminang seorang wanita, yang menurut saya dia adalah tambatan hati saya pak, ucap Bayu dengan tegas.
"secepat itukah kau ingin meminang seorang wanita le, hemmmmmm... ya sudah masuk sana biar bapak pikirkan, keinginanmu itu"