Bersama menerobos hujan pada setiap perjalanan, kuyup basah mengering pada hembusan angin. Hendak pergi kemana kita, mas? Apa kita akan melihat hijau, biru dan putih? sudah tak usah kau jawab, mas.
Biar aku yang bicara.
Lihat biru membentang itu ternyata ada jarak sudutnya, yang memisahkan antara langit&lautan.
Lihat awan putih pada biru langit itu, seakan seperti terbias buih putih pada biru laut itu yang suatu ketika akan menghilang.
Lalu apa warna hijau itu?kenapa qm terdiam?tanyamu.
Lihat pohon kelapa hijau itu, mas. Tumbuh sendiri, tak ada rerumputan yang menemani di pantai ini. Tak ada hijau di pantai ini selain nyiur hijau pohon kelapa.
Sebenarya ada hijau didalam tapi letaknya terlalu jauh, mas. Rumput laut hijau, itu yg ada dalam lautan. Yang sbenarya memang tak akan mungkin tumbuh bersanding dengan nyiur hijau kelapa.
Ya...terlalu dalam, terlalu dingin, terlalu gelap disana, mas. Hijau kelapa tak akan mungkin bisa menjangkau&hanya terdiam pada tempatnya, mas.
Selamat tinggal mas. Perjalanan kita ternyata seperti tiga
warna ini. Tak kusangka, ku benci pd diriku sendiri, mas. Membiarkanmu memainkan hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H