Lihat ke Halaman Asli

LeeNaGie

Freelance Writer

Just Friend (Trilogi Just, Seri-1)

Diperbarui: 24 Mei 2022   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

BRANDON

Emosiku benar-benar diuji menghadapi cewek seperti si Kutilangdara. Besar juga nyalinya berhadapan denganku. Dia belum tahu siapa Brandon Harun? Lihat saja nanti, sedetikpun tak akan kubiarkan dia tenang selama berlatih di klub basket.

Aku menurunkan lagi penutup helm setelah mengembuskan napas keras. Si Kutilangdara berjalan keluar dari gerbang dengan rambut yang bergoyang seperti ekor kuda. Dia berhenti begitu berada di luar pagar sekolah, mungkin menunggu jemputan.

Segera dinyalakan motor, lalu memacunya pelan. Entah kenapa tangan ini tiba-tiba terulur ke kiri, lantas menarik ujung rambutnya sehingga dia mengaduh kesakitan.

"Woi! Kurang ajar! Awas kalau ketemu lagi!!" teriaknya lantang.

Aku hanya tertawa puas saat berhasil membuatnya marah. Tanpa menoleh sedikitpun ke belakang, kuacungkan jari tengah ke arahnya. Yakin, sekarang wajah si Kutilangdara seperti kepiting rebus menahan marah, persis seperti saat di ruangan basket tadi.

Motor Honda CBR ini terus kupacu menuju perumahan Menteng Dalam, tempat tinggal keluargaku. Mama pasti sudah menunggu di rumah.

Oya, kalian tidak perlu kaget melihatku mengendarai motor ke sekolah padahal masih di bawah umur, tanpa KTP Apalagi SIM. Biasalah orang kaya bisa menyelesaikan segala sesuatu dengan uang. Beruntung selama ini, aku belum pernah terjaring razia atau kena tilang.

Tak lama kemudian, motor memasuki pekarangan rumah yang kami tempati sepuluh tahun belakangan. Sejak usaha properti Papa berhasil, kami sekeluarga pindah ke perumahan elite ini. Sekarang usaha milik beliau sudah merambah ke bidang garment dengan menyewa beberapa pabrik di berbagai daerah.

"Anak Mama sudah pulang," sambut wanita paling cantik yang pernah kutemui.

Beliau membentangkan tangannya menyambut kedatanganku. Segera disambut dengan sebuah pelukan. Seperti itulah setiap hari sebelum berangkat sekolah dan sepulang sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline