Lihat ke Halaman Asli

PKBM nan Ramah Masyarakat

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_272130" align="alignright" width="300" caption="ruang kelas yang sederhana"][/caption] Banyak kendala ditemui generasi muda Indonesia saat mereka berkeinginan mengecap pendidikan, soal biaya utamanya. Meski pemerintah telah meloloskan program wajib belajar 9 tahun dan menggratiskan sekolah tingkat SD hingga SMP, masih banyak sekolah melakukan berbagai pungutan, ‘penyeragaman’ dan sumbangan sarana prasarana sekolah yang dirasa meberatkan siswa dan orangtua siswa. Apalagi dengan banyaknya sekolah yang seakan berlomba menjadi sekolah berstandar internasional yang pada akhirnya melipatgandakan biaya pendidikan di sana. Di tengah kegalauan akan mahalnya pendidikan beberapa anggota masyarakat yang peduli akan nasib generasi bangsa terutama dari kaum tak mampu secara mandiri menyelenggarakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang ‘ramah’ bagi rakyat miskin. PKBM Nusa Bangsa salah satunya. Saat mengunjungi PKBM ini beberapa waktu lalu sebagai salah satu program kunjungan kerja ke daerah pemilihan, saya menemukan semangat belajar yang tinggi dari para siswa dan semangat mengajar yang tulus dari para guru di PKBM ini. Sekolah sederhana yang dibangun atas dasar jiwa sosial para pengurusnya ini tak mewajibkan penyeragaman apapun pada siswa yang hampir semuanya kalangan tak mampu ini. Tak heran jika pakaian mereka beraneka ragam kualitas dan jenisnya –ada yang memakai seragam dengan badge SD, SMP, seragam bekas, seragam dari sekolah lain– dan tak jadi soal bila datang dengan bersandal jepit. Kelas yang dibuat seadanya dan masih menggunakan papan tulis dan kapur sebagai media belajarnya ini juga memberikan buku-buku pelajaran dengan sistem pinjam pada anak didik sehingga mereka tak lagi perlu dipusingkan dengan upaya mencari biaya membeli buku. [caption id="attachment_272132" align="alignleft" width="300" caption="sandal jepit warna warni pun oke saja"][/caption] Meski demikian senyum ceria tetap menghias wajah anak-anak yang penuh semangat belajar ini. Meski mereka pun menguntai harapan agar pemerintah mau memperhatikan sarana dan prasanara sekolah mereka agar mereka bisa belajar dengan lebih baik dan lebih semangat. Para guru yang mengajar pun tetap bersemangat mendidik murid-murid meski mereka sesungguhnya mendapat penghasilan yang sangat minimal, tak sampai lima ratus ribu rupiah per bulan, mengingat PKBM ini hanya mengandalkan dana donatur untuk membiayai segala kegiatannya. Satu hal yang juga patut mendapat acungan jempol adalah terpampangnya laporan keuangan dari para donatur di dinding pengumuman secara terbuka. Siapapun yang menyumbang dan kemana saja segala macam sumbangan itu digunakan tertulis jelas dan bisa dibaca siapa saja. Itu sebabnya PKBM Nusa Bangsa sangat berharap bila pemerintah daerah khususnya dinas pendidikan bisa memberikan dana bantuan operasional demi kelangsungan kegiatan ajar mengajar yangg lebih baik di PKBM ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline