Realitas eksternal tergantung dari realitas internal kita dalam meresponnya (NLP)
Oke kita lanjutkan tulisan saya yang kemarin biar makin asyik dalam mendalam ya.
Seperti yang sudah diperkenalkan terdahulu bahwa kita sudah punya modalitas panca indera berupa VAKOG yakni: Visual, Auditori, Kinestetik, dan Olvaktori Glustori.
Submodalitas atau submodality yakni rincian dari VAKOG diantaranya:
1. Visual submodality seperti warna warni merah, putih, kuning, kelabu, dan hijau dorrr! Itulah warna yang menjadikan kita tahu dunia dan seisinya begitu indahnya, termasuk bentuk besar dan kecil juga jauh dan dekatnya sebuah benda.
2. Auditori submodalitas nyanadapah berubah suara seperti keras dan pelan, merdu dan parau yang bisa kita tahu dari segala sesuatu yang kita dengar, seperti suara petasan yang begitu keras, tangisan anak kecil saat rewel, klakson mobil yang melaju dijalan, dsb.
3. Kinestetik, berupa perasaan dalam tubuh kita seperti panas, sejuk atau dingin..kalau cuaca panas kita merasakan gerah ditubuh dan jika cuaca dingin kita merasakan sejuk atau bisaa kedinginan. Bisaa juga jika badan kurang sehat biasanya rasanya panas seperti demam dan cek shunya diatas 37 derajat.
4. Olvaktori, indera penciuman kita di hidung untuk mencium segala aroma atau bau seperti bau wangi atau bau busuk sebuah benda atau angin. Jika bau wangi kita biasanya merasakan sensasi senang dan jika bau busuk kita merasa tidak nyaman hidungnya.
5. Glustatori adalah indera pengecapan kita di mulut seperti manis, asin, pahit, asam, dsb. Rasa inilah yang membuat kita bisa merasakan makanan dan minuman terasa enak atau tidak di lidah. Lidah dan mulut kita dalam merespon tiap rasa makanan atau minuman tentunya berbeda beda tergantung selera, ada yang senang rasa agak manis ada yang senang agak asin, dsb.
Mari kita sedikit bermain dengan submodality kita. Semisal kita lihat dan perhatikan kenapa ada orang yang takut pada kecoa ada yang tidak, apalagi orang sudah pobhia maka akan merasakan takut yang ekstrim, padahal kecoa hanyalah binatang kecil yang sesungguhnya tidak membahayakan.
Kita lakukan simulasi kecil sekedar untuk permainan yang tentunya bisa sanga seru jika ternyata hasilnya bisa merubah ketakutan seseorang jadi netral.