Lihat ke Halaman Asli

Pesan yang tak Pernah Sampai 2

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

sekali lagi aku menulis untukmu. untuk laki-laki yang aku yakin tak akan membaca tulisan ini. meski begitu, aku tetap saja menulis. aku telah kehabisan akal untuk membuatmu paham apa yang aku rasakan.

kali ini aku hanya ingin berterimakasih padamu, meski kamu tak pernah benar-benar menjadi nyata untuk hidupku, aku tetap berterimakasih karena hanya dengan melihatmu tersenyum aku mampu tersenyum sehari penuh setelahnya. bahkan hanya dendgan mendengar senandung kecilmu di kejauhan, aku mampu tersenyum lebar meski sebelumnya aku menangis tersedu.

lelaki yang ku sebut di sebelum tidurku setelah aku menyerahkan diri pada Tuhanku, aku ingin kamu tahu betapa penting kebahagiaanmu untukku. meski terasa sakit saat melihatmu bersama wanita yang mereka sebut sempurna untukmu, aku akan tetap tersenyum dan mengucapkan selamat meski kamu tak mendengarnya. aku akan berdoa untuk kebahagiaanmu. meski di sela senyumku masih ada air mata yang tumpah, aku tetap bahagia.

tapi di detik ini aku memohon pada alam, pada dunia, pada Tuhanku yang begitu pemurah, memohon untuk diperbolehkan bertemu dan memelukmu. satu kali saja. hanya perlu satu kali saja agar aku bisa membiarkan bayanganmu semakin jauh dan berlalu. aku sungguh lelah dengan duniaku yang mulai buyar antara mimpi dan dunia yang kupijaki. semuanya berbaur seperti kelebat wajahmu dan suara tawamu yang silih berganti hadir meski kamu tak ada di sekelilingku.

jika kelak akmu bertanya padaku, bagian mana darimu yang aku sukai aku hanya akan menjawab " aku menyukai setiap inci bagianmu. baikmu hingga burukmu". sungguh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline