Lihat ke Halaman Asli

Bukan Puisi Cinta

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika bisa kubiarkan detik ini menghapus satu demi satu bagianmu dari kenanganku.

Jika saja ada sebuah keajaiban yang membuatmu hilang dari masa laluku.

Tapi itu hanya seloroh yang aku yakin tak akan pernah menjadi kenyataan.

Meski aku bermimpi dan tak akan bangun lagi.

Tapi itulah aku. Aku yang selalu saja menginginkan kepergianmu dari masa laluyang aku miliki.

Aku yang selalu lelah atas kehadiranmu pada malam-malam aku ingin beristirahat.

Bagaimana aku bisa memejamkan mata dengan baik jika bayanganmu yang tersenyum sementara aku menangis darah terus saja terlintas.

Saat yang lain bisa tertawa dengan leluasa, aku harus bersembunyi dari bayanganmu sebelum menarik ujung bibirku sekedar untuk tersenyum…

Jika ini cinta, bisakah aku hanya membecimu untuk melanjutkan hidupku dengan baik?

Jika ini benci, bisakah aku mencintaimu saja agar semuanya menjadi normal bagiku?

Tapi jika ini luka, bagian mana yang haus ku tambal dan kujahit agar aku bisa membiarkanmu berlalu?

Akan ada sebuah keajaibankah yang membawamu terbang jauh seperti debu yang mengendap di salah satu bagian diriku?

Atau semua akan berkerak dan semakin menempel di ingatanku?

Yang ku tahu, saat ini aku tak bisa mengusirmu keluar dari hidupku meski aku tahu kamu tengah melukaiku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline