Lihat ke Halaman Asli

Elisius Udit

Pengejar Waktu

Ketika Toilet Sekolah Jadi Spot Selfie

Diperbarui: 19 Februari 2020   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika membicarakan soal pelayanan umum (public service) pada sebuah lembaga pendidikan, yang terlintas dalam benak semua orang adalah layanan perpustakaan, laboratorium computer, ruang praktek peserta didik. Hal ini sungguh benar, tetapi belum cukup untuk memenuhi semua kebutuhan warga sebuah lembaga pendidikan. 

Salah satu hal yang tervital dalam lingkungan lembaga pendidikan atau sekolah adalah fasilitas toilet. Kadang fasilitas toilet menjadi hal yang terlupakan dalam semua diskusi dan pembicaraan. Sementara fasilitas ini mutlak dibutuhkan oleh semua orang demi memenuhi kebutuhan dasarnya.

Tubuh manusia mengalami sebuah siklus yaitu makan dan minum kemudian buang air besar (defecate) dan buang air kecil (urinate). Fasilitas toilet merupakan sarana yang menunjang siklus itu berjalan normal. Fasilitas toilet menjadikan kebutuhan akan tempat defecate dan urinate terpenuhi. 

Ketika kita sedang berada di rumah, kebutuhan akan hal ini kadang tidak menjadi persoalan serius karena umumnya di rumah tersedia fasilitas toilet dengan kualitas tertentu untuk menyalurkan salah satu kebutuhan dasar manusia.

Di sejumlah Negara maju sebut saja Hongkong dan Singapur, fasilitas toilet disediakan dimana-mana terutama di tempat-tempat umum yang terbuka bagi semua orang. Fasilitas toilet disediakan di mana-mana karena sadar akan kemberanfaatan dari fasilitas tersebut.

Apa itu Toilet?

Toilet memiliki banyak nama. Orang-orang kita mengenalnya sebagai kamar kecil- bereferensi pada ukuran ruangan yang umumnya sempit - lalu kakus, atau WC, singkatan dari water closet.  Istilah "toilet" sendiri berasal dari bahasa Prancis toilette yang berarti ruang ganti. 

Akar katanya dari toile yang berarti kain, secara khusus, mengacu pada kain yang disampirkan di atas bahu seseorang sementara rambut mereka sedang ditata. Atau kata lainnya guardez l'eau, yang berarti "waspada terhadap air". 

Ini berasal dari fakta bahwa, di Eropa pada Abad Pertengahan, orang hanya melemparkan isi pot - berupa kotoran dan air seni - melalui jendela ke jalanan. Sebelum membuang kotoran ke luar jendela, mereka akan berteriak Guardez l'eau! Istilah guardez l'eau kemudian berubah menjadi gardy-loo, yang entah bagaimana ceritanya, kemudian menjadi toilet. 

Namun penjelasan pertama, dari kata toile yang berarti kain, lebih banyak diterima, karena toilet umumnya terletak tidak jauh dari lemari pakaian atau ruang ganti. (Sumber)

Di Inggris, nama toilet disebut "John". Istilah ini diperkirakan berasal dari penggalan nama Sir John Harrington, keluarga kerajaan yang lekat dengan sejarah toilet di negeri itu. John Harrington hidup di akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17. Harrington dikenal sebagai "Saucy Godson", karena kecenderungannya untuk menulis puisi dan tulisan-tulisan lainnya. Salah satu tulisannya yang tak biasa yaitu tentang cara merancang toilet dengan penyiraman pertama di Inggris, yang ia sebut "Ajax". Ini berasal dari istilah "Jakes", yang merupakan istilah gaul untuk apa yang sekarang kita sebut toilet. (Sumber)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline