Lihat ke Halaman Asli

Timnas Indonesia Kalah (Saat Ini ?)

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Timnas kita kalah, lho....Yup, memang harus kita akui kenyataan itu. Kalah tiga lagi ! Wajarkah itu ? Wajar menurut saya. Untung saja kita tidak dibantai 5-0. Sangat menyedihkan memang apalagi antusiasme menonton pertandingan Piala AFF ini sekarang tengah melanda semua masyarakat Indonesia bahkan Ibu-Ibu rumah tangga sekarang mengetahui nama-nama pemain timnas kita. Ibu saya saja sekarang tahu tentang Gonzales, belum lagi anak-anak kecil yang nge-fans pada sosok Irfan Bachdim dilihat dari kaos-kaos timnas yang mereka pakai.

Sewajarnya sebuah pertandingan pasti ada yang kalah dan menang, namun bagi saya kekalahan sekarang ini bisa jadi lebih mengecewakan. Sejak pertandingan dimulai para pemain kita seperti tidak tahu mau berbuat apa. Bola yang berada di kaki seakan-akan bola hasil 'nemu" yang akhirnya pun juga tidak tahu akan di bawa kemana. Bola-bola tidak sengaja itulah yang saya lihat kita mainkan pada babak pertama. Padahal ini laga final, lho...Mengapa anti-klimaks seperti ini?

Timnas kita kurang berani ? Saya pikir itu betul sekali. Para pemain Malaysia setiap berlari urusan cuma bola dan bola. Masalah akhirnya harus ada benturan fisik itu adalah resiko dan bukankah ini laga final? Tidak apa-apa kan kalau baju putih baru itu menjadi kotor dan juga tidak apa-apa juga kan kalau pemain yang masih free dalam arti belum pernah mendapat kartu kuning akhirnya mendapat kartu kuning ? Ini laga final, Bung....Coba kita lihat pertandingan-pertandingan di Piala Dunia atau pun Piala Eropa. Ketika final itu adalah laga hidup dan mati. Harus siap berjibaku. Jadi kesimpulan saya, kekalahan kita malam ini lebih banyak dari faktor internal para pemain timnas kita.

Ok lah kita mengatakan bahwa ada sinar laser yang mengarah ke mata para pemain kita khususnya pada Markus dan memang itu terasa sangat mengganggu. Tapi ketika wasit mengatakan bahwa itu tidak mengganggu  maka pemain harus sami'na wa atho'na, kan? Protes sekedarnya saja karena terlalu merasa menjadi korban akan berdampak buruk pada konsentrasi dalam bermain, lebih parah lagi kalau emosi ikut berbicara. Tanpa gol pun saya rasa itu para pemain lawan telah mendapatkan 1 poin.

Menjadi tumpuan dan harapan semua pihak memang terasa berat namun memenuhi harapan semua pihak menurut saya akan terasa sangat menyenangkan. Ketika jumlah suporter tidak sebanding, ketika terjadi kecurangan di sana sini, ketika imbalan tidak sesuai pengorbanan kita, ketika terjadi ketidakadilan manakala itu memang terjadi, ketika harus siap mengikuti berbagai acara yang menyita tenaga dan fikiran, ketika fasilitas yang kita punya tidak lebih baik dari yang lawan miliki, ketika mungkin seragam putih-hijau tidak terasa nyaman di tubuh, ketika lawan lebih muda dari kita....Kemenangan akan terasa sangat luar biasa karena kita seakan-akan mendapatkan kemenangan itu dari Tuhan. Dan kunci dari semua itu adalah semangat berjuang, manfaatkan setiap detik yang disediakan. Itu semua ingin saya lihat saat Indonesia vs Malaysia pada pertandingan kedua. Give all the best, Guys....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline