Lihat ke Halaman Asli

Menikmati Fotografi

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak membuka akun flickr, semangat saya untuk mengabadikan setiap moment dan berusaha mengambil gambar dengan sebaik-baiknya  muncul kembali. Sejak SLTP kelas 1 saya memang senang memotret meski saya saat itu belum memiliki kamera. Kamera yang saya pakai saat itu pun pinjaman dari anak teman Ayah yang satu kelas dengan saya. Baru saat belajar di SLTA saya memiliki kamera sendiri dan itupun kamera yang biasa saja, yang saya beli di studio foto dekat sekolah. Apakah kamera yang saya miliki sekarang adalah kamera yang lebih luar biasa ? Tidak juga sih sebenarnya ( ha ha !). Kamera saya yang sekarang pun kamera yang biasa saja dengan lensa Carl Zeiss. Harga 2 juta-an sudah lengkap dengan bag dan memory eksternal. Sudahlah, yang penting kamera ini adalah kamera milik saya sendiri sehingga bisa saya pakai 24 jam sekehendak hati saya. Murah meriah, setidaknya menurut penggemar fotografi tidak jadi soal, he he...

Mengenai teknik memotret saya belajar dari buku yang ......ya, ampun. Lagi-lagi (buku) yang biasa saja, tipis, dan itu saya beli di perbelanjaan buku murah meriah di Yogyakarta yaitu di Shopink . Ilmu lainnya saya dapat dari saudara perempuan saya yang justru menyukai menjadi model foto dari pada yang memegang kamera.Nah, di flickr saya paling senang melihat 'interesting" yang dibuat oleh pihak flickr sendiri untuk gambar-gambar saya karena  saya dapat mengetahui urutan foto saya yang bagus menurut flickr. Dari situ saya juga belajar.

Di flickr saya memang belum berani join group yang ada disitu atau mencari teman, saya harus sadar diri lah. Berteman saya harus timbal balik dalam memberi penilaian. Nah, bagaimana saya bisa pe de berkomentar jika bekal yang saya miliki saja belum cukup ?

Yang cukup aneh bagi saya, foto paling  interesting dari semua foto yang saya masukkan di situ sejak awal adalah foto "Panen Padi". Menurut saya itu foto biasa saja dan itu pun foto "temuan" karena saya melihat kejadian itu saat pulang dari menikmati sunrise di pantai.

Menikmati dunia fotografi ternyata juga ada hal-hal yang di luar kebiasaan saya pribadi. Saya melihatnya dari saudara perempuan saya yang pernah rela hanya makan sayur bening, atau hanya sedikit nasi putih, atau berpuasa dua tiga hari sebelum di foto padahal dia bukan foto model yang jelas akan mendapat bayaran untuk itu. Pernah juga merelakan sebagian dari uang tabungan untuk dapat berpose di sebuah studio yang pemilik maupun fotografernya disitu sebelumnya sering menangani foto-foto artis di Hongkong (atau Taiwan ya, saya agak lupa...).Pelan-pelan saya pun berusaha untuk memakluminya, yang namanya hobi tidak mungkin saya cegah. Jika sang model bisa demikian perfeksionis, apakah saya harus demikian. Sepertinya tidak, he he...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline