Lihat ke Halaman Asli

Jatuh Cinta Lagi (2)

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari ketidaksengajaan, itulah awal mula aku dan D saling mengetahui. Saya katakan disini saling mengetahui karena memang sampai saat ini kami belum pernah bertemu, jadi saya pun belum berani menyimpulkan bahwa kami telah saling mengenal.Sebenarnya risih juga bicara panjang lebar dengan orang yang sama sekali baru buat kita apalagi tidak ada satupun teman kita yang telah terlebih dulu mengenalnya, hanya saja mengapa aku dan D bisa berbicara banyak tentang dunia dan aktivitas kita yang sama sekali berbeda?

Membaca status facebook D pun aku sudah mulai pakai hati. Ini yang saya sesali.Ia menjawab komentar temannya bahwa 1-3 Oktober adalah wedding, tetap saja saya merasa patah hati. Padahal siapa D? Apa pentingnya dia buat saya, toh kita tidak saling kenal secara fisik?dan saya pun telah berupaya untuk berpikir dan bersikap sebijaksana mungkin namun tetap saja saya merasa kalang kabut. Facebook D pun saya remove. Baru 3 hari kemudian saya mengirim message bahwadengan berat hati saya meremove dia dan betul apa yang telah D katakan bahwa lebih baik kita berteman setelah kita bertemu. Disitu saya juga menulis bahwa foto-fotonya telah menyilaukan saya. Ini memang betul, saya tidak sanggup melihat foto-foto D dan kenyataan bahwa Ia adalah orang yang begitu dihormati rekan-rekannya. Saya hanya ingin D adalah orang biasa yang asyik untuk saya ajak ngobrol seperti saat saya belum ia confirm sebagai teman di fb dan saya pun belum melihat foto-fotonya.

Siang hari, saya akan mengecek e-mail dan membuka fb saya. Oh, D membalas pesan saya tadi pagi dan ini tidak saya harapkan. Saya merasa sudah cukup dan tidak perlu berlarut-larut. Saya tidak mau saya makin terombang-ambing dengan orang yang tidak saya kenal. Saya merasa telah salah langkah meng-add pria-pria warga negara asing. OMG, kalau memang jodoh saya adalah tetangga saya mengapa saya harus melewati jalan ini ? Itu yang menjadi tanda tanya pada hati saya. Saya pun membuat ending untuk chat dan pertemanan saya dengan pria-pria itu dengan tetap menjadikannya teman saya di fb. Hanya satu yang belum selesai yaitu D karena cara yang saya kira ampuh ternyata tidak sesuai harapan. Kata-kata blinding ia pertanyakan.

Padahal bukankah ia tanggal 1-3 Oktober akan menikah? mengapa ia masih sempat mengirim pesan dan bertanya pada saya?Ya, D saya add lagi dan saya akan melihat foto pernikahan D di fb sahabat-sahabatnya jika di fb D tidak ada.Permintaan saya langsung di confirm oleh D dan ya Tuhanku....di bawah komentar-komentar Oct 1-3 ada yang menanyakan "whose wedding?" dan D menjawab,"my former co worker". Ya, bukan dia yang menikah. Hati saya sedikit berkembang.

Namun dengan siapa D akan menghadiri undangan tersebut? Sebenarnya ini bukan urusan saya. D bukan siapa-siapa saya. Saya tidak berhak untuk mengetahui terlalu jauh tentang D dan privacy-nya.Ini pasti gara-gara saya telah mencintainya sejak ia mengirim pesan dan menanyakan tentang keberadaan saya di sebuah acara di MV. Saya pusing, pusing sekali......Sengaja malam minggu saya tidur lebih awal. Saya akan ke pantai besok pagi. Saya akan meluapkan emosi saya di sana....dan pada pagi harinya benar-benar syaraf rasa takut saya hilang. Bersama dengan teman saya, begitu sampai di pantai saya langsung mengajak teman saya untuk naik boat wisata padahal sudah beberapa kali Ibu saya mengingatkan bahwa banyak boat yang terbalik saat masih berada di tengah laut. Begitu turun dari boat saya pun langsung menyeburkan diri ke air laut bersama orang-orang dan anak-anak disitu. Saya tidak khawatir ombak yang kadang menggunung. Saya ingin bisa melupakan D dan mengeluarkannya dari hati dan kepala saya. Saat ombak mereda dan saya memandang ke pantai, ke arah teman saya ia memandang asing pada saya. Ya, tidak biasanya temannya menjadi seperti ini. Yes, I am SICK !

Kami lebih banyak diam saat pulang dari pantai.Teman saya yang baik dan cantik ini pasti tengah memberi kesempatan saya untuk berpikir dan menimbang-nimbang perasaan saya pada D." Aku sudah lumayan bisa melupakannya..." Kata saya sambil tersenyum ke arahnya. Saya takut ia mengkhawatirkan keadaan saya. Baru esok lusa kemudian saya membuka fb untuk mengupload foto-foto saya di pantai bersama teman saya itu dan ternyata D baru saja mengganti profile picturenya dengan foto dia memakai pakaian Arabian.

" D, kamu tahu kan...I luv Aladdin ?" Tanya saya.

" Ya, saya tahu...tapi yang saya pakai itu bukan kostum Aladdin. Itu pangeran yang menyelamatkan seorang putri dari sebuah bencana." Jawab D.

D memang baik, selalu ramah, dan selalu menjadi pahlawan. But, please, stop it ! karena saya tidak mau lagi berjam-jam renang di pantai hanya untuk bisa melupakan D. Ada bagian tubuh saya yang masih gatal gara-gara mandi disana dengan tidak membawa perlengkapan anti-septik yang cukup....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline