Lihat ke Halaman Asli

Jatuh Cinta Lagi ( 1 )

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta saya tidaklah setinggi langit atau seluas samudera. saya tidak punya apa-apa selain diri saya ini. Dari ujung kepala sampai  ujung kaki. Tidak lebih tidak kurang. Hanya ini yang bisa saya berikan.(Mariska Lubis;Kak ! Ajari Ngerayu, Dong !;9 Oktober 2009)

Sederhana namun indah sekali kata-kata suami Mbak Mariska Lubis saat nembak Mbak ML. Tulus, jujur, apa adanya,tidak menyiratkan janji-janji namun penuh dengan power. Namun mengapa baru sekarang tulisan tahun lalu itu saya kutip ?Disini saya akan bertutur......

I am single. Dengan usia diatas kepala 3 bagi saya tahun ini adalah tahun yang cukup berat. Saya ingin menikah dengan pria yang tepat tahun ini. Beberapa teman pada masa kuliah memang memberi saran untuk tidak usah terburu-buru.Mereka menyuruh saya melihat si A yang menyibukkan diri dengan pekerjaan atau si B yang melanjutkan studi. Di sisi lain rekan-rekan Guru dan Ibu-Ibu memberi saran untuk segera mengakhiri masa sendiri saya."Tidak usah pilih-pilih," Kata Beliau-Beliau itu.

Saya pernah dipanggil oleh seorang Ibu yang sangat disegani di lingkungan saya bekerja. Saya ditawari untuk menikah dengan seorang duda yang memiliki 3 anak. Anak sulungnya baru masuk bangku kuliah. Menurut beliau,dulu Bapak itu menikah pada usia masih muda jadi sekarang belum terlalu tua meski anak sulungnya sudah kuliah. Saya menggeleng. "Bapak itu sudah mengamati Bu Aini, jadi pasti bisa memahami Bu Aini meski selisih usianya banyak..." Ibu itu berusaha meyakinkan saya namun entahlah saya tidak merasa klik. Saya menolaknya dan sampai sekarang saya tidak mengetahui siapa Bapak itu.

Saya juga akan dijodohkan dengan saudara sahabat saya. Orangnya sudah mapan dan sudah memiliki rumah. Saya jalani saja proses yang diminta sahabat saya itu mulai dari memberi foto dan data. Namun ketika sahabat saya itu mengatakan bahwa saudaranya itu akan melamar saya ke rumah dan saya harus langsung menerima, hati saya tersentak. Saya yang terbiasa berpikir egaliter merasa gamang. Saya bertanya-tanya, apakah setelah menikah saya juga tidak memiliki hak pilih dan hak suara di rumah ? Tawaran ini saya tolak dan tidak bisa dihindari hampir satu bulan sahabat saya itu merasa sakit hati pada saya.Seperti pada kejadian pertama. Sampai saat ini pun saya tidak mengetahui siapa pria berusia 40 tahun yang akan dijodohkan dengan saya itu.

Tawaran ketiga, lebih mengenaskan. Saya akan dijodohkan dengan sarjana yang masih menganggur. Ibu yang menawari saya itu mengatakan," Siapa tahu setelah menikah dengan Bu Aini akan ada yang menawari dia pekerjaan." Waduh !

Permasalahan tentang cinta memang sangat kompleks. Namun dalam perjalanan hidup saya hanya ada 3 jenis pria untuk urusan cinta, yaitu :

1. Pria yang mencintai saya namun tidak saya cintai

Ini terjadi pada pria yang menganggap saya sebagai seorang Aini yang Ia kenal saat masih di kampung dulu. Dia selalu mengatakan, "Sudahlah seperti ini saja, tidak usah neko-neko ". Dan juga pada pria yang menganggap saya sebagai super-hero. Saya khawatir ia yang sudah terlanjur menganggap saya sebagai seorang Xena akan tidak bisa menerima saya saat saya dalam kondisi rapuh.

2. Pria yang (pernah) saya cintai dan dia juga (pernah) mencintai saya

Pria itu alumnus jurusan Etnomusikologi. Membuat beberapa lagu dan puisi tentang saya, hanya kami tidak berjodoh. Dia telah menikah. Dalam puisi terakhirnya Ia menuliskan bahwa saya telah menjadi bagian dari hidupnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline