Tidak terasa ramadhan sudah membersamai kita dan kita telah membersamai ramadhan hampir satu bulan ini. Cepat memang, sebentar lagi pun fajar 1 Syawal menunjukkan dirinya, menyapa kita mengajak menyambut kemenangan. Di di dunia maya maupun dunia nyata akan ramai aktifitas saling memaafkan antar sesama. Membuang titik kusam dan hitam di hati, entah itu dendam, benci, iri, dengki dan ego diri.
Tetapi, kita sering lupa untuk memaafkan diri kita sendiri. Sebelum memaafkan orang lain, mari kita memaafkan diri kita sendiri. Berdamai dengan hati, berdamai dengan diri kita sendiri. Dengan bartaubat, memaksimalkan ibadah di sisa ramadhan, memohon ampun dan rahmat kepada Allah swt.
Terlebih kita generasi milenial, generasi sarat akan teknologi, membersamai medsos setiap hari, menyaksikan dunia lewat virtual di genggaman tangan sehari-hari. Pintu-pintu kekhilafan, gerbang dosa, tantangan menjaga iman, dan tuntutan menjaga hati lebih berat di generasi kita. Perkembangan teknologi menawarkan begitu banyak hal yang menggiurkan, sehingga kita rentan khilaf. Smartphone di genggaman tangan pun acapkali menjadi sumber khilaf dan dosa bagi kita.
Mungkin kemaren kita terlanjur menyebarkan berita hoax yang mengakibatkan tumbuhnya kebencian, adu domba, fitnah terhadap sesama. Mungkin kemaren kita pernah menyebarkan/membagikan berita dengan menggunakan akun media sosial tetapi beberapa hari kemudian tersebar klarifikasi bahwa berita itu adalah hoax. Mungkin kemaren kita tidak mampu menahan diri untuk lebih bertabayyun lagi, kita terlanjur terprovokasi lalu dengan sigapnya membagikan berita-berita hoax.
Bulan ramadhan begitu istimewa bagi kita, manfaatkan untuk lebih keras melatih diri untuk menahan diri tidak terburu-buru meng-judge atau mengambil kesimpulan terhadap apa yang sebenarnya tidak betul-betul kita ketahui.
Hari ini, teknologi khususnya media sosial, mampu membentuk pola pikir, bahkan ada yang mengatakan mampu menjadi ideologi. Apa yang kita baca dan lakukan di media sosial akan mempengaruhi pikiran kita, akan berimbas kepada sikap kita.
Semoga ramadhan mengantarkan kita menuju Syawal dengan hati dan jiwa yang bersih, yang tanpa kebencian kepada siapapun.
Semoga kita selalu berhati-hati, berhati-hati dalam membaca berita, berhati-hati dalam membagikan berita, berhati-hati dalam bermedia sosial.
Mari kita maafkan diri kita sebelumnya yang tidak hati-hati dalam bermedsos, yang terburu-buru mengambil kesimpulan padahal bersumber kepada yang hoax, semoga ramadhan membawa kita menjadi warganet yang kritis, damai, santun, dan bijak.
Sembari menyambut fajar kemenangan di bulan syawal, mari kita berbahagia di media, media sosial adalah buah dari perkembangan peradaban yang selayaknya kita syukuri dengan tidak menyalahgunakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H