Lihat ke Halaman Asli

UCARE INDONESIA

Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Dekati Rezeki dengan Jalan Kebaikan

Diperbarui: 27 Februari 2023   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 sumber gambar: freepik.com/  pvproductions

Rezeki itu datang dari Allah Ta'ala, Rabb Yang Mahabaik. Oleh karena itu, rezeki hanya berpihak pada kebaikan. Orang-orang yang berusaha menjemput rezeki dengan cara-cara yang baik dan dibenarkan Allah akan diberikan rezeki. Ketika didapat, rezeki akan menjadi keberkahan dan kebaikan bagi yang menerimanya.

Oleh karena itu, jangan pernah terpikirkan cara untu menjemput rezeki dengan cara-cara batil dan tidak disukai oleh Allah SWT. Sebab, rezeki akan semakin jauh. Jikapun didapat, maka rezeki seperti itu adalah rezeki haram yang akan mendatangkan kemudharatan, ketidak berkahan dan kemurkaan sebab dijemput dengan jalan yang tidak baik.

Rezeki yang diperoleh dengan cara halal dan berkah, seperti air bersih yang menyegarkan dan menghapus dahaga. Sebaliknya, rezeki yang didapat dengan cara batil dan curang, laksana air kotor yang penuh kuman dan mengandung banyak penyakit. Bayangkan jika rezeki itu dikonsumsi, maka hanya akan mendatangkan kemudharatan semata?

Perhatikanlah hadis Rasulullah saw, berikut ini.

"Rasulullah saw, bersabda, 'Sesungguhnya Allah Swt., itul thayib (baik dan suci dari segala kekurangan) dan tidak menerima kecuali yang thayib. Sesungguhnya Allah telah menyuruh kaum mukminin denga napa yang diperintahkanNya kepada Rasul.

Allah SWT berfirman, 'Hai para Rasul, makanlah dari makanan-makanan yang thayyib dan kerjakanlah amal saleh." (QS. Al-Mukminun [23]: 51)

Allah Swt., juga berfirman, 'Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki-rezeki yang thayyib yang Kami berikan kepadamu."  (QS. Al-Baqarah [2]: 172)

Kemudian beliau (Rasulullah) menyebut tentang seorang laki-laki yang saya nempuh perjalanan panjang, badannya kumal dan berdebu ia mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa, Ya Tuhanku...Ya Tuhanku. Sedangkan, makanannya haram, minnumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dengan sesuatu yang haram, maka mana mungkin doanya dikabulkan." (HR.Muslim).

Sepatutnya, seorang muslim hendaklah mencontoh lebah. Lebah hanya mau mencari makanan yang baik (sari bunga atau nektar), lalu dari makanan yang baik itu menghasilkan sesuatu yang baik pula (madu). Lebah tidak pernah tertarik atau tergoda untuk mencari makanan dari bangkai hewan atau mencuri makanan milik hewan lainnya.

Dengan demikian, setiap orang terutama umat muslim hendaknya berlomba-lomba untuk menjemput rezeki dengan cara dan jalan yang baik, sehingga rezeki yang diperoleh pun halal, bersih dan berkah. Rezeki yang halal dan berkah itulah yang kemudian kita konsumsi bersama istri, anak-anak dan keluarga. Rezeki seperti ini akan menyehatkan badan dan menjernihkan akal dan jiwa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline