Semua makhluk yang hidup di atas muka bumi, pada akhirnya akan kembali. Ketika manusia direnggut nyawanya maka ia akan 'beristirahat' di alam kubur. Alam kubur merupakan alam pembatas antara alam dunia dengan alam akhirat. Seseorang yang hendak menuju alam akhirat, mau tidak mau harus singgah terlebih dahulu di alam kubur. Dan ini adalah sesuatu yang pasti, tak mungkin bisa dihindari.
Di alam kubur tersebut, jika dia orang yang beriman, maka dia bisa beristirahat dengan nyaman. Akan tetapi, jika dia termasuk orang kafir yang selalu mengingkari Allah SWT, alam kubur akan menjadi penjara baginya, yang kepergiannya dari alam dunia justru disyukuri oleh makhluk hidup lainnya, karena kejahatan dan kemaksiatan yang dia lakukan sewaktu berada di dunia.
Abu Qatadah ra berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah dilewati jenazah, kemudian beliau bersabda:
'Telah tiba gilirannya seorang mendapat kenyamanan atau yang lain menjadi nyaman.'
Para sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, apa maksud Anda ada orang mendapat kenyamanan atau yang lain menjadi nyaman?"
Jawab Nabi:
'Seorang hamba yang mukmin akan memperoleh kenyamanan dari kelelahan dunia dan kesulitan-kesulitannya menuju rahmat Allah. Sebaliknya, hamba yang jahat; manusia, negara, pepohonan, atau hewan menjadi nyaman karena kematiannya." (HR. Bukhari)
Ingatlah bahwa kehidupan kita di dunia ini tidak akan lama. Kita hanya menunggu giliran, kapan kita akan mati dan kemudian mengawali langkah untuk melakukan perjalanan panjang menuju negeri akhirat, negeri yang abadi, tempat pada akhirnya kita akan kembali. Apa yang kita bawa menuju ke sana? Tak lain dan tak bukan adalah amal sholeh yang akan menemani dan menyertai. Jika selama hidup banyak kebaikan yang ditaburnya, maka kebaikan pula yang akan diperolehnya. Pun sebaliknya.
Sebelum menuju negeri akhirat, kita akan 'transit sementera' atau berhenti sejenak di alam kubur. Di sana, kita telah dinanti oleh dua hal berbeda, yaitu nikmat dan azab. Jika kita termasuk orang yang beriman kepada Allah, maka kita akan mendapatkan nikmat kubur. Sebaliknya, jika kita senang berbuat maksiat dan sering melanggar larangan-larangan Allah, dan kita mati dalam keadaan belum bertobat kepada-Nya, maka pasti kita akan mendapatkan azab kubur.
Namun perlu dicatat bahwa kehidupan di alam kubur pun hanya sementara. Setelah itu, kita akan dibangkitkan, lalu dikumpulkan dan dihisab amal kebaikan dan keburukan kita. Barulah kemudian kita menuju ke alam kehidupan yang sebenarnya, yaitu alam akhirat.