Orangtua adalah sosok yang sangat berperan penting dalam hidup kita. Tanpa mereka, siapalah kita. Tanpa ibu yang mengandung, melahirkan, membesarkan, merawat dan menjaga maka bagaimalah seorang anak? Tidak hanya ibu, sosok ayah juga sangat berpengaruh dalam hidup. Setiap jerih payah, peluhnya dalam bekerja, tenaga yang dikeluarkan dan waktu yang dikorbankan semata-mata hanya agar anak dan istrinya bisa terpenuhi kebutuhan dan keperluan keluarganya.
Bahkan saking tinggi dan mulianya derajat orang tua, sampai-sampai ridho Allah SWT terletak pada ridhoNya orang tua. Mengutip dari hadist yang berbunyi,
"Ridhallahi fii ridhal waalidain wak sukhtullah fii sukhtil waalidain"
Artinya: "Ridha Allah SWT ada pada ridha orang tua, dan murka Allah ada pada murkanya orangtua." (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)
Berkaca dari hadist tersebut, hendaknya seorang anak dapat mengambil makna tentang betapa pentingnya ridha orangtua. Bagaimanapun sudah sepantasnya seorang anak untuk berbakti kepada kedua orangtua, tidak menyakiti dengan perkataan juga perbuatan, termasuk tidak membentaknya atau memanggilnya dengan nada tinggi yang bisa membuat orangtua tersinggung atau sedih.
Perintah untuk berbakti kepada orangtua telah disebutkan dalam Al-Quran, artinya:
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa..." (QS. An-Nisa: 36)
Secara tegas bahkan diabadikan dalam Al-Quran bahwa seorang anak hendaknya berbakti kepada orangtua dan berlaku lemah lembut kepada keduanya. Berbakti kepada orangtua bukan hanya saat hidupnya, tapi juga saat ia telah tiada.
Bukan karena orangtua sudah meninggal, maka terputus kesempatan untuk berbakti atau berbuat baik kepadanya. Karena masih banyak amal-amal sholeh yang bisa dilakukan seorang anak untuk terus membahagiakan orangtua, walau sudah di alam kubur.
Bagaimana caranya berbakti kepada orangtua yang sudah meninggal?