Ferrari, unforced error, dan tifosi kembali kecewa seolah menjadi tradisi Ferrari selama lebih dari satu dekade. Ferrari kembali membuang peluang mereka untuk memperkecil ketinggalan mereka dengan Red Bull.
Setelah mendominasi di hari Jumat dan Sabtu, Tifosi mengharapkan Leclerc untuk mengkonversi pole dengan kemenangan dan aksi salip-menyalip oleh Sainz. Tifosi mendapatkan aksi menyalip Sainz, tapi tidak dengan kemenangan.
Charles Leclerc untuk ketiga kalinya dalam musim ini DNF ketika sedang memimpin balapan. Leclerc pada awalnya cemerlang dengan menanhan serangan frontal Max pada 10 lap awal. Tetapi pada Lap 18, pembalap asal Monaco melintir di T11 dan menabarkan tembok. Dia terpaksa menyudahi balapannya dan kita disuguhkan betapa frustasinya Leclerc di team radio.
Leclerc sendiri dalam wawancaranya setelahnya menyatakan dia bertanggung jawab penuh dengan kejadian ini. Ia menyatakan ke wartawan bahwa gagal finishnya dia dalam balapan kali ini merupakan kesalahan dia sendiri.
Sepertinya kesialan Ferrari belum berakhir, saat SC Sainz Jr masuk ke pit dan keluar dengan keadaan tidak aman (hampir menyenggol mobil Williams). Sebagai ganjarannya, stewards memberi 'hadiah' dengan penalty 5 detik. Hal ini seolah 'menghantui' para teknisi Ferrari yang berujung dengan kembali terciptanya unforced error selanjutnya.
Selepas restart, Carlos Sainz langsung melesat dengan menyalip Ricciardo dan tidak ada yang dapat menghentikannya.Puncak dari aksi salip menyalip Sainz yaitu pada Lap 42. Sainz dengan luar biasa menyalip Sergio Perez di tikungan terakhir untuk P3. Setelah aksi brilian tersebut, kita dipertontonkan dengan aksi 'brilian' oleh para teknisi Ferrari.