Di usianya yang sudah sepuh, seharusnya nenek Sumi (83) bisa hidup dengan nyaman dan layak namun tidak dengan dirinya, lansia asal kampung Cinayong, Desa Malanggah, Tunjung Teja, Kabupaten Serang-Banten.
Harus tetap berjuang ditengah kesulitan hidup yang ia alami, ia terpaksa harus tetap tinggal dirumahnya yang hampir roboh dan tidak layak huni. Ia pun terpaksa harus tidur diruang dapur, karena hampir atap rumah bagian depan dan tengahnya sudah roboh.
Nenek Sumi pada awalnya dirawat oleh Darwis (40) putranya, tapi naas, sebuah musibah harus dialami Darwis, yaitu saat ia mencari kayu bakar, kaki kirinya tergigit ular berbisa dan itu menyebabkan kelumpuhan pada kakinya, sehingga ia terpaksa harus menggunakan bantuan tongkat untuk berjalan.
Walau dalam keadaan sulit, Nenek Sumi tak mengeluhkan keadaannya, ia tetap tegar dan bersabar dalam menghadapi setiap kesulitan yang ia alami.
Dalam keterbatasan, ia tetap menumbuhkan rasa kesyukuran atas segala apa yang telah dikaruniakan kepadanya. Saat mengunjungi tempat tinggal nenek Sumi yang bisa dikatakan sudah tidak layak, membuat hati siapapun menjadi teriris dan miris, LAZ Harapan Dhuafa yang sedikitnya mencoba berbagi kebahagiaan kepada nenek Sumi, bersilaturahmi ke kediamannya sembari menyalurkan bahan pangan.
Kini nenek Sumi dibantu dirawat oleh menantunya yang bernama Saenah (40), yang keadaannya juga sama-sama sulit, tapi itu semua tidak menjadi penghalang baginya untuk merawat nenek Sumi.
Nenek Sumi sudah begitu sepuh, sehingga sedikit sulit untuk diajak berkomunikasi. Tapi dari penjelasan Saenah, keadaan yang dialami nenek Sumi sudah berlangsung lama, ia begitu tersentuh saat ada yang kemudian peduli dan memperhatikan keadaan nenek Sumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H