Lihat ke Halaman Asli

Parai Puluhamu Engkaukah itu?

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Matatius 5:13-14)

“kamu adalah garam dunia....

Kamu adalah terang dunia.

Kota yang terletakdi atas gunung yang tidak mungkintersembunyi.”

Pendahuluan:

Setiran ayat kecil dari Alkitab ini, mengingatkan kita akan suatu keadaan, situasi dari panggilan anak-anak Tuhan dalam menyaksikan kasih dan kebenaran-Nya.

----P A R A I    P U L U H A M U----  dari kata, itu su pasti indah dan sangat mengeliat setiap telinga yang mendengar.

Tidak sedikit orang merindukan Kota kecil di atas bukit yang sangat menakjubkan ini; keindahan alam sekitar membuat  setiap hati terbawa ke alam yang penuh dengan berbagai legenda. Panorama tanaman nyiur, kopi, hutan yang melambai setiap kali angin meniup seolah-olah melambaikan tangannya untuk memanggil kita akan melihat keagungan Tuhan Sang pencipta. Desir air terjun disetiap musim hujan yang mempesona, pelangi yang membentang disetiap gerimis dikala sang surya malu memperlihatkan wajahnya menambah keindahan alam yang membuat setiap mata tak mau pergi.

Parai Puluhamu yang begitu Indah, merupakan suatu harta kekayaan yang mungkin menjadi salah satu keajaiban di Sumba Timur,....- tiada rangkaian kata yang indah untuk dilantunkan, selain dari  Parai Puluhamu, engkau gadisku,  engkau sangat luarbiasa bagiku

Aku merindukanmu Parai Puluhamu -

Kata Parai Puluhamu  diambil dari bahasa Sumba Timur yang berarti Tempat Kabar Baik;

Mau Maru yang dulu pusat Gereja Bebas tinggal kenangan setelah tahun 1974 berpindah ke Parai Puluhamu. Atas usaha dan kerja sama segala gereja-gereja Bebas Sumba Timur di bawah pengawasan Ds. P.P.Goosesns (Misionaris Belanda sejak 1968 - 2002)  di sanalah senantiasa melakukan persidangan Sinode pada setiap tahunnya, hanya dalam beberapa tahun terakhir ada beberapa gereja dengan berbagai pertimbangan meminta untuk bersinode di luar Parai Puluhamu.

Parai Puluhamu terletak di Hanggaroru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur, Propinsi NTT.  Luas area kurang lebih 200 Ha, dan menjadi hak milik segala Gereja Bebas Sumba Timur, yang dikelola oleh suatu Yayasan (Yapmigeb—Yayasan Perbendaharaan Gereja-Gereja Bebas)

Semua lahan telah dibagi untuk menjadi lahan pertanian, perkebunan (Pepaya, jagung, jambu mete, kelapa, sayur), persawahan (Gora), peternakan (Sapi, ayam, dan babi).

Terpampang dengan indah bagaikan suatu lukisan segala aturan telah dibuat dengan seksama untuk ditaati, mendasarinya disetir suatu kitab (................)agar semuanya berlangsung teratur dan senonoh.

Ada berbagai kegiatan yang di lakukan dalam keseharian di Parai Puluhamu:

Setia hari kerja (senin s/d jumat dan sabtu setengah hari),  pegawai yang dikenal dengan personil

Telah membagi tugas mereka.

Dalam pembagian tugas kesehariannya ada tenaga Harian  (pekerja yang tidak termasuk personil) dan  Personil. Perseonil itu sendiri dibagi dalam beberapa tugas: Tukang: (kayu) dan Bengkel:

Pada setiap pekerjaan ada kepala yang mengawasi/ sebagai fungsi kontrol.

Sejak berdirinya kota kecil ini, segala interior merupakan desain Belanda, maka tidak salah jika banyak orang dari dalam dan luar negeri berkata, itu kota Belanda, nyatalah bahwa semua jalan di sana dengan tata kota yang melekat akan pengaruh Belanda yang itu sangat indah di atur, .........................

Beberapa nama jalan beralamatkan nama para zending, seperti (Jalan Vandame, ...) manusia hanya boleh berjalan di jalan yang telah dibuat, selain itu tidak boleh. Setiap malam adaronda (jaga bergilir) maka dibuatlah pos jaga demi keamanan di daerah itu. Semua buah-buahan tidak boleh dipetik perorangan,......

Di sana pun berlangsungnya opleding/ sekolah Guru Injil hingga menjadi Pendeta.

Sepanjang kota ini di atur beberapa rumah mulai dari jalann masuk bagian timur ada rumah personil demi menjaga keamanan, ada rumah persinggrahan, rumah induk, rumah pendeta, asarama perempuan dan asrama laki-laki, rumah gereja, penggilingan dan tempat jemur padi, perbengkelan, sekolah,dan toko murah.

Setelah ibadah minggu di sore harinya ada kesasi umum, dan setiap hari jumat ada kesasi kampung,....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline