Lihat ke Halaman Asli

Layra Putri

Mahasiswa

Probiotik: Kunci Kesehatan Mental yang Terluput

Diperbarui: 8 November 2023   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesehatan mental menjadi salah satu isu yang ramai dibicarakan dan menjadi perhatian publik. Saat ini, banyak orang yang menghadapi tantangan kesehatan mental, salah satunya adalah kecemasan. Kecemasan adalah suatu respon tubuh yang wajar dalam merespons perasaan terancam, di bawah tekanan, atau stres. Akan tetapi, kecemasan dapat menjadi abnormal jika tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau jika datang tanpa ada penyebabnya. 

Faktor genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya kecemasan. Penyebab kecemasan umumnya berasal dari faktor keluarga dan diikuti oleh masalah pribadi seperti masa depan, sosial, kesehatan, pendidikan, kondisi lingkungan, dan pekerjaan. Dampak dari kecemasan meliputi gangguan tidur, fobia sosial, gangguan panik, gangguan makan, hingga iritasi usus. Selain itu, risiko depresi juga akan meningkat jika kecemasan tidak ditangani.

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2019, sekitar 4% populasi global mengalami kecemasan. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan di tahun 2020 mencatat sebanyak 18.373 orang mengalami kecemasan. Menurut Hoglund dkk (2020), kecemasan terjadi paling banyak pada usia produktif (18-29 tahun), sedangkan menurut Liesay dkk (2023) kecemasan terjadi paling banyak pada usia remaja akhir (17-25 tahun) dan dewasa awal (26-35 tahun).  

Cara mudah yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan adalah dengan mengonsumsi probiotik. Beberapa manfaat kesehatan dari konsumsi probiotik antara lain mengurangi sakit perut, mengurangi risiko infeksi saluran cerna, mencegah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), menurunkan risiko penyakit jantung, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, hingga menjaga kesehatan mental. Studi yang dilakukan oleh Atmaja dkk (2022) menunjukkan bahwa probiotik dapat membantu mencapai stabilitas suasana hati serta mengurangi stres dan kecemasan.

Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang memiliki manfaat kesehatan ketika dikonsumsi atau diaplikasikan pada tubuh (National Center for Complementary and Integrative Health, 2019). Jenis bakteri yang umum dimanfaatkan sebagai probiotik adalah kelompok Lactobacillus dan Bifidobacterium. 

Probiotik berperan dalam meningkatkan jumlah bakteri menguntungkan di usus (gut-microbiome). Probiotik juga memengaruhi komposisi dan fungsi mikrobiota usus melalui kompetisi nutrisi, produksi substrat pertumbuhan, dan modulasi imunitas usus (O'Toole dan Cooney, 2008).  

Tinjauan yang  dilakukan oleh Sarkar et al. (2018) menyebutkan bahwa mikrobiota usus memainkan peran penting dalam perkembangan dan fungsi kognitif, pengaturan suasana hati dan emosi, serta interaksi dan komunikasi interpersonal. Selain itu, gangguan pada komposisi mikrobiota usus dikaitkan dengan berbagai gangguan kejiwaan, seperti autism spectrum disorder (ASD), depresi berat, dan gangguan yang berhubungan dengan alkohol. 

Hubungan probiotik dengan kecemasan dapat dijelaskan dengan mekanisme gut-brain axis. Aksis usus-otak (gut-brain axis) adalah jaringan komunikasi dua arah yang menghubungkan sistem saraf enterik dan pusat. Sistem saraf otonom, aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA), dan saraf di dalam saluran pencernaan, semuanya terhubung oleh aksis usus-otak. 

Aktivasi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) berkaitan dengan pengeluaran hormon stres (kortisol) yang bertanggung jawab atas penurunan fungsi kekebalan usus. 

Penurunan kekebalan usus dapat memengaruhi komposisi mikrobiota pada usus. (Gralczyk-Bikowska, A., Szmajda-Krygier, D. dan Kozowska, E., 2022). Disitulah probiotik dapat berperan, dengan cara menyeimbangkan mikrobiota usus dan menjaganya  tetap sehat agar sinyal dari usus dapat diterima otak yang memicu produksi hormon bahagia (dopamin) serta mengurangi produksi hormon stres (kortisol). 

Konsumsi makanan kaya probiotik untuk mengurangi kecemasan adalah cara yang dapat dilakukan untuk menghindari efek samping obat, menghemat biaya, dan mudah diakses. Makanan yang mengandung probiotik antara lain tempe dan yoghurt. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa tidak semua makanan tersebut mengandung bakteri yang memenuhi syarat sebagai probiotik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline