Lihat ke Halaman Asli

Yuuk... Maken Kinderen Creatief!

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Peran guru dalam pendidikan formal (sekolah) adalah “mengajar”, banyak guru yang

karena kesibukannya dalam mengajar lupa bahwa siswa harus belajar. Jika guru secara

intensif mengajar tetapi siswa tidak intensif belajar maka terjadilah kegagalan pendidikan

formal. Jika guru sudah mengajar tetapi murid belum belajar maka guru belum mampu

membelajarkan murid.Menurut Yamamoto, belajar mengajar akan mencapai titik optimal ketika guru dan murid mempunyai intensitas belajar yang tinggi dalam waktu yang bersamaan. Kedudukan guru dan siswa haruslah dianggap sejajar dalam belajar, jika kita memandang siswa adalah subyek pendidikan (Sumarsono, 1993). Guru harus memberi kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk aktifbelajar dan memfasilitasinya agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya dengan belajar, sehingga menumbuhkan siswa menjadi kritis, kreatif dan mampu menjadi problem solver. Namun sayangnya dalam praktek pembelajaran yang sering dijumpai, masih banyak guru yang menghambat krearivitas anak misalnya; membatasi pertanyaan siswa yang tertalu sering, tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar sesuai dengan prakarsanyan sendiri dan kebanyakan guru menuntut siswanya duduk manis saat pembelajaran berlangsung.

Pendidikan seharusnya memberadayakan anak untuk berfikir kritis, sehingga akan menumbuhkan keaktifan dan kreativitas siwa. Murid sebagai orang dewasa diasumsikan memiliki kemampuan aktif untuk merencanakan arah, memilih bahan dan materi yang dianggap bermanfaat, memikirkan cara terbaik untuk belajar menganalisis dan menyimpulkan serta mampu mengambil manfaat pendidikan. Fungsi guru adalah sebagai fasilitator dan bukan menggurui. Seorang anak yang kritis bertanya tentang segala hal yang ingin diketahui olehnya, memang terkadang bagi pengajar terasa menjemukan. Namun, janganlah pernah merasa bosan untuk menjawab, hal ini karena dapat meningkatkan daya kritis mereka. Berawal dari kemampuan berfikir kritis maka akan mengembangkan kreativitas anak sehingga nantinya mampu memecahkan masalah yang bersumber dari dalam maupun dari luar diri anak.

Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Pada dasarnya, semua anak kreatif. Guru hanya perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh potensi kreatifnya. Guru diharapkan memberikan stimulasi pada anak sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada anak. Stimulasi dapat diberikan dengan cara memberikan kesempatan pada anak untuk menjadi kreatif. Biarkan anak dengan bebas melakukan, memegang, menggambar, membentuk, ataupun membuat dengan caranya sendiri dan menguraikan pengalamannya sendiri. Bebaskan daya kreatif anak dengan membiarkan anak menuangkan imajinasinya. Ketika anak mengembangkan keterampilan kreatif, maka anak tersebut juga dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif dan jalan keluar dalam menyelesaikan masalah serta meningkatkan kemampuan dalam mengingat sesuatu. Suatu cara yang mampu menyalakan percikan-percikan kreativitas anak usia dini adalah dengan membebaskan anak menuangkan pikirannya.

Torrance dalam Supriadi (Adhipura, 2001: 47) mengemukakan tentang lima bentuk interaksi guru dan siswa di kelas yang dianggap mampu mengembangkan kecakapan kreatif siswa, yaitu; menghormati pertanyaan yang tidak biasa; menghormati gagasan yang tidak biasa serta imajinatif dari siswa;memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar atas prakarsa sendiri; memberi penghargaan kepada siswa; danmeluangkan waktu bagi siswa untuk belajar dan bersibuk diri tanpa suasana penilaian.

Seorang pendidik harus menciptakan metode pembelajaran yang tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan otak kiri namun juga kemampuan otak kanan yang mempunyai andil dalam hal kreativitas. Dalam proses pembelajaran guru memberikan stimulus-stimulus yang dapat memacu anak berfikir kritis sehingga akan menumbuhkan kreativitasnya, kesemuanya itu akan berdampak pada kemampuannya dalam memecahkan masalah baik dari luar maupun dari dalam diri anak itu sendiri. Anak diharapkan menjadi seorang yang problem solver, belajar berbasis pada masalah. Anak mampu menyelesaikan suatu masalah dengan kemampuan kreativitasnya.

KD3




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline