Lihat ke Halaman Asli

Suara dari Padang Pariaman: Perubahan Iklim, Jangan Biarkan Kami Sendiri!

Diperbarui: 2 April 2024   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: PKBI Daerah Sumatra Barat

Sabtu, 31 Maret 2024, bertempat di Kantor DPRD Kabupaten Padang Pariaman, telah diadakan dialog interaktif antara Kelompok Dampingan PKBI Sumbar melalui program Voice for Inclusiveness Climate Resilience Actions (VICRA) dengan para anggota DPRD. 

Dialog ini bertujuan untuk Menyuarakan dampak perubahan iklim yang dirasakan oleh kelompok rentan di Kabupaten Padang Pariaman dan Mencari solusi bersama dengan para pemangku kebijakan untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

Berbagai suara lantang terdengar dari kelompok rentan yang tergabung dalam VICRA. Ibu Asna seorang petani perempuan dari Nagari Kampung Galapuang, mengungkapkan kekhawatirannya tentang perubahan pola curah hujan yang mengganggu masa tanam dan panen. Hal ini berakibat pada penurunan hasil panen dan pendapatannya.

Sumber: PKBI Daerah Sumatra Barat

Iqbal, mewakili orang muda di Nagari Kampung Galapung, mengatakan bahwa banjir yang melanda nagari kami berdampak pada kekurangan air bersih, kerusakan infrastruktur, meningkatnya risiko penyakit dan tentunya ini akan mengancam terhadap ketahanan masyarakat kami.

Iqbal juga menyampaikan harapannya terkait bantuan untuk evakuasi warga saat terjadi banjir. Beliau menginginkan bantuan berupa perahu karet dan perlengkapan lainnya agar pemuda di Kampung Galapung dapat bergerak lebih cepat saat evakuasi. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir risiko korban jiwa dan mempercepat pemulihan pasca banjir.

Ibu Yuni, mewakili Kelompok Tani Wanita Nagari Padang Toboh Ulakan, menyoroti beberapa permasalahan terkait pupuk. Beliau menyampaikan bahwa kelompok tani membutuhkan akses yang lebih mudah dan terjangkau terhadap pupuk bantuan dari pemerintah. Hal ini penting untuk meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan petani.

Ibu Yuni juga mendorong pemerintah daerah untuk meninjau kembali sistem distribusi pupuk agar lebih tepat sasaran dan merata. Beliau menekankan perlunya solusi jangka panjang untuk mengatasi kelangkaan pupuk, seperti: Pengembangan pupuk organik. Kami Kelompok Tani Wanita di Nagari Padang Toboh Ulakan telah memiliki kelembagaan pembuatan pupuk organic, tentunya kami berharap adanya edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan petani dalam menggunakan pupuk organik.

Ibu Yuni berharap Dinas Pertanian dapat bekerja sama dengan lembaga di nagari untuk promosi dan pemasaran pupuk organik. Hal ini diharapkan dapat membantu mengatasi kelangkaan pupuk dan meningkatkan ketahanan pangan di daerahnya.

Bapak Syofyan, mewakili Tokoh Masyarakat Nagari Padang Toboh Ulakan, menyampaikan harapannya terkait penyaluran pupuk bantuan. Beliau menekankan pentingnya peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam proses tersebut. Hal ini dapat diwujudkan dengan melibatkan kelompok tani dalam pengelolaan dan pengawasan distribusi pupuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline