Lihat ke Halaman Asli

Kala Kasih Sayang Tumbuh

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

doc.pribadi

Matahari telah dipeluk bumi, tak letih sehari menyinari

Remang-remang, menjelang malam sunyi

Bunyi nyanyian belalangmenambah malam sepi

Jam tembok kutengok teronggok

Jarum pendek menunjuk lurus kekiri

Jarum panjang menunjuk lurus keatas

Jam sembilan malam berdentang bunyi

Mata terkantuk, munguap berkali-kali

Tangan meraba, TV ku remot mati

Beranjak tidur bersanding kekasih hati

Kupandangi, wajah lugu tanpa gincu

Kukecup kening saat itu

Kebelai rambut tanpa malu

Keelus wajah tanpa ragu

Kebenai selimut , biar hangat badannya

Kuelus dahi, biar pulas tidurnya

Inikah kasih sayang indah tanpa nafsu

Dimalam itu timbul sadarku

Betapa berjasa dalam hidupku

Mengampu pekerjaan rumah tanggaku

Mengasuh generasi penerusku

Menghibur saat gundahku

Mengurus setia saat sakitku

Wahai suami, kita perlu lebih intropeksi

Janganlah mudah memarahi

Dikala seterika bajumu kurang rapi

Disaat bau badannya tidak wangi

Dikala hidangan malamnya agak basi

Dikala saat kau mau dia agak nehi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline