Kallolo,sebuah kata etnik Bugis sarat makna.Berarti pemuda,anak laki-laki remaja tanggung.Seorang kallolo dari perspektif ketata negaraan menjadi tulang punggung.Tak mengherankan ketika Soekarno menyanjung pemuda.Revolusi di NKRI ini sukses dari semangat pemuda,makanya di pelajaran Ips sejarah kita belajar Sumpah pemuda.Itu konteks revolusi,sekarang semangatnya para kallolo di arahkan pada target prestasi akademik beserta praktikalnya.Pengejawantahan itu,seorang kallolo harus mempunyai sirik/malu jika tak mampu mengenyam pendidikan.
Budaya malu seorang pemuda harus mendorongnya untuk menomorsatukan pendidikan.Budaya malu itu tak perlu di implementasikan dalam penyimpangan sosial.
Maka pemuda yang ideal adalah pemuda zaman sekarang yang jauh dari miras,judi,dan pornografi.
Dan pemuda etnis Bugis dan etnis lainnya di nusantara harus bisa berjaya di kehidupan multikultural dan multidimensi kekinian.Paradigma lama pun perlu direvisi kembali. Termasuk peranan pemuda dalam mencari pekerjaan. Orientasi yang tertuju pada pekerjaan pada pegawai pemerintah sebagai mata pencaharian perlu diubah.
Bercita-cita jadi Pns maka harus siap bersaing dalam menempati sebuah formasi. Jumlah pemuda pencari kerja tak sebanding dengan yang dibutuhkan jadi pns. Jadi sekarang pemuda tak perlu ragu,malu atau sungkan untuk membuka sebuah usaha. Akan terasa lebih bermakna ketika jadi bos pada usaha sendiri ketimbang jadi bawahan pada instansi pemerintah. Seperti kutipan kata-kata Bob Sadino yang nyentrik ini, "Setinggi apapun pangkat yang dimiliki, Anda tetap seorang pegawai. Sekecil apapun usaha yang Anda punya, Anda adalah bossnya."
Jadilah bos di usaha sendiri wahai pemuda se Indonesia. Jadilah pedagang dan pengusaha yang amanah seperti junjungan kita Rasulullah yang pernah jadi pedagang sebelum diangkat jadi nabi. Jadilah insan yang kompetitif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H