Lihat ke Halaman Asli

Biarkan Aku Berkisah Tentang Tanah Haram

Diperbarui: 4 Maret 2018   17:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menyambut kami dengan mendung. Setelah perjalanan dari rumah kediaman kami di Barru. Berangkat pukul 2 dinihari demi mengejar waktu sampai di masjid bandara jam 5 subuh. Di tempat ini kami janjian dengan pihak travel AFA tour kerja sama dengan PT.Cahaya madinah dalam satu konsorsium.

Kami pun sekeluarga yang 2 mobil sampai sebelum pukul 4 dini hari. Menunggu adzan subuh dikumandangkan. Tak lama kemudian beberapa mobil pun sudah menyusul membawa jamaah umrah dari kabupaten lain.Adzan pun berkumandang dan shalat subuh pun digelar berjamaah.

Kami pun kemudian saling mengenal sebab baju seragam batik yang sama dari travel. Kami pun para jamaah di kumpulkan di pojok mesjid untuk sekedar silatuhrahim dan sedikit manasik atau tata cara umrah singkat. Pihak travel pun menerangkan dengan gamblangnya dan semuanya terasa mudah di pahami karena semuanya telah di pelajari. Mereka telah memberikan buku panduan umrah jauh hari dari waktu pemberangkatan.

Sebelum jam 7 pagi kami pun berkemas ke terminal keberangkatan. Jalan dari masjid bandara menuju terminal keberangkatan agak macet maklum Senin pagi. Setelah semuah jamaah travel berkumpul sesi fhoto bersama dengan pihak travel. Bergantian para jamaah mengabadikan moment ini bersama dengan keluarga pengantar.

Pihak travel kemudian memimpin para jamaah memasuki ruang tunggu sebelum melalui pemeriksaan detektor logam, mulai hp, jaket, ikat pinggang,tas kecil semuanya dimasukkan dalam keranjang melalui pemeriksaan.

Kurang lebih 1 jam di ruang tunggu di gate 6 pihak maskapai Lion air tujuan Jakarta telah mengumumkan untuk bersiap. Dan kemudian melalui pemeriksaan tiket kami pun menuju badan pesawat melalui garbarata yang telah di sediakan. Semua larut dalam doa keselamatan sebelum akhirnya Lion air pun mengudara membelah mendung langit Makassar.

Seperti biasa pesawat pun mengudara  dengan entengnya. Hanya ketika berada di atas laut Jawa  pesawat pun berguncang keras efek bersinggungan dengan awan. Kami pun sempat terpaku merapal segala doa keselamatan. Pemandangan di luar masih mendung. Beberapa kali awak kabin mengumumkan keadaan cuaca yang kurang bersahabat. Guncangan kecil masih terasa namun terasa lega ketika sumber suara maskapai menerangkan bandara Soekarno Hatta telah dekat. Bersiap untuk landing.Perjalanan 2 jam pun Makassar - Jakarta berakhir.

Dengan sebuah bus maskapai lion kami pun di bawa ke ruang transit sembari menunggu pihak travel dan porter membereskan travel bag para jamaah. Di sini kemudian kami di jemput dari pihak travel yang memang telah menunggu kami sejak pagi. Orang ini diserahi tanggung jawab mengurus perlengkapan sampai pada pengurusan dokumen ke emigrasian.

Setelah semua tas travel terkumpul berkat jasa porter yang disewa kami pun menaiki bus yang akan membawa kami ke terminal pemberangkatan luar negeri. Maskapai Ettihad UEA,Uni Emirate Arab yang akan membawa kami ke bandara king Abdul Azis Jeddah.Dengan terlebih dahulu transit di bandara Abu Dhabi.Kemudian lanjut Jeddah. Cukup lami kami menunggu terkantuk-kantuk setelah menyantap siang nasi dos ala travel.

Bandara Soetta yang cukup luas terkadang membingungkan untuk urusan administrasi. Mata harus awas perhatikan tanda-tanda petunjuk. Maklum bandara besar yang memungkinkan orang yang belum terbiasa akan sedikit kesulitan. Kecuali siap bertanya dan memperhatikan setiap informasi yang tertera pada setiap lorong dan ruangan bandara.

Perjalanan ke UEA tepatnya bandara Abu Dhabi sekitar 6 jam. Kenapa di Abu Dhabi bukan di Dubai.Kebetulan maskapai ettihad berpangkalan di abu dabi dan maskapai emirates di Dubai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline