Perhelatan debat capres 2019 yang ke-4 tanggal 30 Maret 2019 banyak kejutan. Penulis sendiri tidak mengikuti acara debat tersebut baik tidak langsung apalagi langsung di Jakarta apalagi penulis berdomisili di Ende, Flores, NTT.
Biasanya penulis senantiasa setia mengikuti berbagai debat capres namun saat ini memang lagi bertugas di daerah pedalaman yang sering mati lampu sehingga acara debat capres ke-4 tidak dapat dinikmati walau hanya melalui media televisi. Beruntung saja bahwa kemajuan IT saat ini sungguh luar biasa sampai ke tingkat desa-desa terpencil.
Hanya berbekalkan hp android butut, penulis bisa menikmati acara debat meski tidak secara "live".
Banyak kejutan dalam perhelatan debat yang semakin bernas penuh dengan trik-trik semakin menukik untuk menjual gagasan serta tindakan apa yang dilakukan para kandidat nanti. Debat memang salah satu media bagi para kandidat untuk memperkenal gagasan-gagasan brilian untuk dilakukan apabila terpilih nanti sebagai orang nomor 1 Republik ini pada tanggal 17 April nanti.
Banyak media perkenalan ide dan gagasan. Namun media debat langsung para kandidat senantiasa dinantikan para pemilik kedaulatan suara yakni masyarakat atau rakyat di seluruh negeri ini. Rakyat yang menentukan siapa pemimpinnya kelak.
Tanggal 17 April 2019 merupakan hari bersejarah bagi Republik Indonesia sebab akan lahir pemimpin untuk periode 5 tahun ke depan. Pilpres kali ini memang sangat emosional dan sensasional sebab selain dua kandidat sebagai final ulangan tahun 2014 juga pilpres di era milenial. Kemajuan teknologi informasi dan para pemilik milenial juga turut menentukan siapa pemenangnya nantia.
Pemilih milenial akan bergabung dengan pemilih rasional serta bersekutu dengan pemilih berdasarkan rekam jejak akan memenangkan pertarungan. Kedua kandidat sudah sangat paham dengan kekuatan potensial tersebut sehingga kedua kandidat tak pernah ketinggalan menyentuh hati dan kebutuhan group di atas.
Setiap debat selalu membawa nuansa baru. Kali ini, capres Jokowi sungguh cerdas membuat closing statement yang luar biasa. Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke akan selalu terngiang apa yang dikatakan capres nomor 1 itu.
"Pak Prabowo, saya suka dan selalu naik sepeda. Kadang rantai sepeda saya itu putus. Namun percaya dan yakinlah bahwa persahabatan saya dengan pak Prabowo tak akan pernah putus" ujar Jokowi tanpa basa-basi.
Penulis tidak tahu apa yang dirasakan pak Prabowo. Bagi penulis, pernyataan ini sungguh menyentuh hati sanubari penulis yang hanya dengar melalui youtbe. Penulis tidak bisa menggambarkan suasana hati para pendengar yang langsung menyaksikan di arena debat.
Kata-kata ini sungguh menyentuh hati seluruh anak negeri. Tali atau rantai persahabatan itu tak pernah putus.